Chapter 24 - usaha Indy

175 22 4
                                    

.....

Indy menatap suaminya yang duduk diam tanpa sepatah katapun, matanya sembab akibat menangis. Telepon dari Niana setengah jam yang lalu telah membuatnya benar-benar terpukul. Bahkan di ruang tamu yang sangat luas itu hanya isak tangis Abudd yang terdengar.

"Ssshhtt... Hun, minum dulu ya? Aku ambilin air putih lagi ya?"

Abudd menggeleng, dia justru menggenggam sebelah tangan Indy begitu kuat. Membuat sang istri kembali diam, walau begitu ia tetap berusaha untuk menenangkan suaminya.

Melihat kondisi Abudd seperti itu, sudah pasti Indy merasa sangat sedih. Dia pun turut menangis bersama walau tak sekeras Abudd.

"Hun.. Mata kamu udah sembab kayak bengkak itu. Udah dong..." Ujar Indy.

Abudd memijit sebelah pelipisnya. Belum mengeluarkan sepatah katapun hingga kemudian ponsel Abudd berbunyi tanda panggilan masuk.

"Abi, Hun.." Ujar Indy usai memeriksa siapa yang menelpon.

"Angkat.. Bilang aku tidur, nggak enak badan."

Indy mengangguk faham dan dengan perasaan ragu karena akan berbohong, Indy menyapa Ayah mertuanya tersebut.

"Hallo.. Assalamualaikum Abi?"

"Waalaikumsalam, Abudd mana Ndy?"

"Abudd lagi tidur, Bi. Tadi tiba-tiba ngeluh pusing terus badannya demam. Ada apa, Bi?"

"Yah? Tiba-tiba.. Kenapa dia? Salah makan?"

"Kurang tau juga, Bi."

"Okeylah kalau gitu, biar dia istirahat dulu. Maunya tadi Abi minta tolong ketemu klien sama Om Kevin soalnya Abi mau kondangan, lupa banget kalau ada undangan. Nggak apa-apa deh, biar nanti Om Kevin sendiri aja. Okey, gitu aja ya, Assalamu'alaikum.."

"Iya, Bi. Waalaikumsalam.."

Indy kembali meletakkan handphone Abudd di atas meja. Dia menatap kembali suaminya yang sedikit agak tenang. Sementara Eirby langsung pulang ke Turkey setelah Abudd memarahinya dan melarang datang ke Indonesia.

Usai kejadian itu, sudah berminggu-minggu lamanya Abudd menjadi tak banyak bicara dan tidak seceria biasanya. Berkali-kali juga Eirby menelpon ingin bicara, tapi Abudd masih enggan menerimanya. Walau begitu Indy tak habis-habis memberi nasehat juga saran pada sang suami agar Abudd menurunkan ego dan bersedia mendengarkan apa yang akan Eirby katakan.

Seperti malam ini ketika Abudd sedang menemani Indy belajar. Mood Abudd terlihat baik karena sedari pagi dia banyak mengajak Indy bercanda, hal itu membuat Indy memutuskan untuk kembali membahas Eirby yang baru-baru ini menghubunginya.

"Dia cuma punya kamu, Hun. Dia nggak akan bisa cerita ke orang lain. Kalau kamu nolak dia, siapa yang bisa dia ajak konsultasi masalah ini? Kasian Eby."

"Udah nggak usah urusin dia, kamu fokus aja sama ujian."

"Hun..."

Abudd menoleh.

"Susah banget ya dengerin aku? Mau sampai kapan kayak gini?" Tanya Indy.

"Eby itu masih kecil, Hun. 16 tahun. Dan dia udah berani ngelakuin hal kayak gitu? Mau jadi apa dia? Biar aja, biarin dulu. Biar dia sadar kalau apa yang udah dia lakuin itu salah."

"Dia udah janji sama aku,"

"Janji apa?"

"Dia memutuskan buat LDR dua tahun kedepan sama Niana. Untuk memastikan mereka nggak akan ketemu dan berbuat hal yang sama lagi."

"Terus setelah dua tahun?"

"Belum tahu. Eby cuma bilang itu aja sama aku. Dia juga bilang, kalau dia akan tanggung jawab kalau mungkin Niana nanti...."

Stronger Than Ever (TYM3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang