Chapter 13

285 39 7
                                    

....

Abudd terus mengejar Anton yang berlari dan terlihat ketakutan, memasuki gang-gang kecil hingga akhirnya berhenti saat tidak ada jalan lagi. Gang buntu.

"Ampun, pak! Tolong jangan tangkap saya," Ujar Anton yang masih berdiri membelakangi nya seraya mengangkat kedua tangan ke udara.

Abudd masih belum bersuara, dia mengambil nafas, terengah-engah usai berlari mengejarnya.

"Saya terpaksa pak, saya butuh uang untuk biaya rumah sakit ayah saya."

Abudd semakin keheranan. Dia melangkah mendekat sebelum kemudian menepuk pundak Anton dari belakang.

"Ton?!" Sapanya, Anton yang mendengar itu pun langsung berbalik, terkejut.

"Budd?" Lirihnya, matanya menengok ke belakang Abudd seolah mencari sesuatu di sana.

"Apa? Kenapa lari-lari? Gue ngejar lo dari tadi,"

"Budd.. Tolongin gue," Ujarnya kemudian, suara Anton bergetar menangis.

"Kenapa? Ada apa?" Abudd mulai ikut panik.

"Ayah gue masuk rumah sakit, gue butuh biaya, Budd. Jadi... Gue terpaksa mau bawa barang ini, buat diantar ke seseorang."

Mata Abudd beralih ke bingkisan yang sedang Anton bawa. "Barang apa?" Tanyanya.

Anton diam dalam tangisnya.

Nafas Abudd memburu, dia panik karena sudah bisa menebak barang apa yang sedang Anton bawa. "Ton, jangan bilang lo bawa....."

"Gue terpaksa, Budd." Sahutnya sebelum Abudd menyelesaikan ucapannya.

"Astaga Anton.."

"Gue nggak tahu lagi harus cari uang dengan cara apa, Budd. Lo tahu sendiri biaya rumah sakit nggak sedikit. Dan gue butuh itu cepat."

"Kenapa nggak bilang gue, ton?"

"Gimana caranya? Kita aja nggak pernah dekat."

Abudd Menarik rambutnya ke belakang. "Astaga, ton. Terus ini tadi kenapa lo lari?"

"Intel, Budd. Gue di kejar mereka."

"What?"

Secara mendadak, Anton berlutut di depan Abudd. Membuat Abudd mundur namun kemudian membantunya berdiri lagi.

"Ngapain sih, lo?"

"Budd.. Please, tolongin gue. Kalau barang ini gagal gue kirim, atau gue di tangkap sama mereka, gimana dengan ayah gue?"

Abudd diam sejenak untuk berpikir walau sebenarnya dia sendiri bingung harus bagaimana.

"Tolongin gue."

"Gini aja, sini, lepas kaos lo.." Ujar Abudd kemudian seraya melepas jaket dan kaosnya sendiri.

Anton tak banyak tanya, dia langsung saja menurut apa kata Abudd.

"Nih! Lo pakai baju gue!" Perintahnya, Anton juga menurut, namun kemudian yang membuat Anton heran adalah ketika Abudd mengenakan kaos miliknya.

"Budd? Lo ngapain?"

"Sini barang itu!"

"Tapi.."

"Udah, nurut aja!"

Dengan berat hati dan tangan bergetar, Anton menyerahkan barang itu, Abudd menyobek pembungkus plastik luarnya dan melemparnya ke seberang tembok, menyisakan bungkus kardus saja.

"Lo butuh uang berapa?"

"Budd..."

"Cepetan!"

"Dua puluh juta, itu untuk biaya kamar dan obatnya, masih ada lagi sisanya tapi..."

Stronger Than Ever (TYM3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang