......
'Aku berangkat jam 5 sore nanti buat dinner bareng, Ndy. Mungkin handphone aku silent atau aku mode pesawat, nggak enak sama Abi, takutnya pas lagi ngobrol penting hp bunyi-bunyi. Gpp ya? ❤'
Begitulah isi pesan Abudd pada Indy sebelum akhirnya handphonenya tidak bisa di hubungi. Indy pun maklum, karena sebelumnya Abudd memang sudah memberitahu padanya.
"Ndy?"
"Ya, ma?"
"Di cari tuh,"
"Siapa?"
"Surprise!!" Seru dua orang dari ambang pintu kamar Indy.
"Hera? Nesty?" Indy yang melihat dua sahabatnya tersebut langsung berhambur memeluk ke duanya.
Mama Indy sampai geleng kepala melihat hal itu. "Okey, mama ke bawah ya?"
"Iya tante,"
"Makasih tante.." Sahut Hera menimpali. "Okey, sekaramg lo ganti baju, dandan. Kita hangout bareng,"
"Eh? Tapi..."
"Nggak ada alasan." Sahut Hera lagi. "Gue udah ijin ke nyokap lo, dan udah di ijinin. Jadi sekarang, lo ganti baju."
Dan dengan itu Indy pun segera bersiap. Memang sudah lama mereka tidak pernah jalan bareng semenjak beda sekolah. Dan ini adalah pertama kalinya lagi mereka hangout bareng setelah lulus SMP.
'Budd, aku dijemput sama Hera sama Nesty. Mereka ngajak jalan bareng, tapi kayaknya cuma jalan ke mall aja deh, kamu have fun ya dinnernya.'
"Ciee, ijin dulu sama pacar." Goda Nesty yang tak sengaja melihat pesan untuk Abudd.
"Enggak kok,"
"Emm... malu-malu, eh, tapi beneran kalian udah jadian?" Sahut Hera menimpali.
"Enggak. Temenan biasa aja. Kan kebetulan satu kelas tuh, yang dari SMP kita, cuma gue sama Abudd. Jadi ya kita deket, karena satu bangku juga, gitu." Jelas Indy.
"Yakin? Cuma sekedar deket karena satu sekolah dan satu bangku?" Hera tetap mencoba menggoda.
"Ya, iya. Emang kenyataannya begitu."
"Nggak percaya gue.."
Indy tersenyum saja melihat respon teman-temannya.
Malam itu mereka memutuskan untuk nonton bareng dan hingga pukul 8.25, Indy menuruti kedua temannya yang ingin berbelanja. Mereka melewati beberapa toko dan berhenti di salah satu toko accessories. Karena ingin buang air kecil, Indy pun berpamitan ke toilet sebentar, dia melewati deretan tenan yang ada di sana, memanjakan matanya melihat sekeliling, hingga kemudian mata Indy menangkap sesuatu. Dia melihat Abudd bersama seorang gadis sedang berada di salah satu toko branded yang ada di sana.
Jantung Indy berpacu hebat melihat gerak gerik keduanya yang terlihat mesra. Cewek itu bahkan sangat terlihat manja pada Abudd.
Membuka tasnya, Indy segera mendial nomor Abudd. Namun sayang nomor Abudd masih belum aktif. Hati Indy terasa panas dan merasa telah di bohongi. Dia ingin menangis tapi dia tahu dia tidak bisa menangis di sana, padahal air matanya sudah mengumpul di pelupuk siap untuk meleleh.
Indy mengipas wajahnya sesaat dengan kedua tangannya seraya menatap ke atas. Dengan perasaan jengkel Indy segera mengambil gambar Abudd dengan gadis yang sedang bersamanya. Dan secara kebetulan, gadis itu terlihat berbalik sebelum mencium Abudd. Air mata Indy meleleh seketika. Dia merasa begitu hancur entah karena apa. Lagi pula, memang kenyataannya, di antara dirinya dengan Abudd tidak memiliki status apapun selain hanya berteman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stronger Than Ever (TYM3)
Fiksi RemajaCerita lanjutan dari Takdir yang menentukan atsu bisa juga di sebut TYM 3 tapi dengan judul yang berbeda???? Tapi lebih mengulik kisah dari anak-anak Ali dan Prilly, yaitu Abudd, Eirby dan Eishaa. Tapi tak lepas dari cerita keluarga mereka sendiri. ...