.....
"Apa kabar lo, Dan?" Sapa Abudd yang melakukan vidio call dengan salah satu sahabatnya tersebut.
"Baik, Budd. Lo gimana? Anteng banget lo di sana. Betah?"
"Alhamdulillah, berat badan gue naik, di jalani aja." Sahut Abudd di tengah kekehannya.
"Parah lu, padahal Indy nangis-nangis di sini lu tinggal, sampai kurus," Balas Ardan di susul tawa keduanya.
"Tenang aja, setelah gue lulus di sini, langsung gue nikahin dia,"
"Mantaaabb.. Jangan lupa undangannya, boss."
"Siap, nggak usah khawatir, nanti nama lo gue catet paling awal pokoknya," Balas Abudd lagi.
Ardan terkekeh mendengar hal itu. "Bisa aja lo. Eh tapi, calon lu lagi ijin tuh beberapa hari. Kayaknya lagi pergi deh, tapi kok kebetulan banget ya barengan sama adek lo,"
Abudd tersenyum. "Lo mau nanyain Indy apa adek gue nih sebenarnya?" Pancing Abudd.
Ardan terkikik. "Bukan gitu, cuma kok kebetulan banget barengan,"
"Iyalah, mereka ke sini,"
"Lah? Serius?"
Abudd kembali terkekeh. "Serius gue. Lo nggak percaya?"
"Bukan gitu, kalau Eishaa ke sana gue mah percaya aja. Kalau Indy...."
"Nggak percaya? Tunggu aja, bentar lagi juga muncul orangnya," Balas Abudd. "Eh, tapi, Dan. Masak sih lo nggak tahu adek gue ke sini? Kalian kan begini," Abudd menyatukan jari telunjuk kanan dan kirinya. "Emang udah enggak ya? Apa cuma akting aja lu, pura-pura nggak tahu?"
Ardan tersenyum. "Di kabarin, cuma nggak bilang kalau mau samperin lo ke sana, bilangnya cuma mau di ajak sama Abi sama Umi, gitu,"
"Oooh gitu, lo sejauh mana sih sama adek gue, Dan, kalau gue boleh tau nih?"
Ardan kembali tersenyum. "Ya deket aja, lucu sih adek lo. Jujur gue suka, cuma kayaknya dia udah punya pacar deh, temen satu sekolah dia sih kalau nggak salah, dia nggak pernah cerita ya sama lo?"
"Enggak tuh, siapa emang? Setahu gue sih dia jomblo,"
Ardan diam.
"Kalau dia punya pacar pasti dia udah heboh sendiri," Sambung Ali.
"Masak sih mereka nggak pacaran?" Gumam Ardan.
"Hun? Udah siap tuh," Bisik Indy.
"Eh, sini deh!"
"Siapa?"
"Bodyguard kamu, sini deh.."
Indy melangkah mendekat ke meja kerja Abudd dan menyapa Ardan.
"Wah gila.. Beneran di sana lo, Ndy?"
Indy dan Abudd terkekeh.
"Gue kira tadi si Abudd ngibulin gue pas bilang lo disitu, ternyata beneran."
"Udah kangen. Makanya gue suruh ke sini." Balas Abudd.
Ardan bertepuk tangan di seberang. "Gue akuin, kalian emang gini," Katanya seraya memberikan dua jempol untuk keduanya yang mana membuat Abudd dan Indy tertawa.
"Okey deh kalau gitu, lanjut kapan-kapan lagi ya. Udah di tunggu, mau ajak si Eishaa jalan-jalan."
"Okay. Salam ya buat Eishaa,"
"Sip.."
Dan setelah itu sambungan terputus. Keduanya saling melempar senyum sebelum Abudd beranjak dari kursinya dan merangkul Indy keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stronger Than Ever (TYM3)
Novela JuvenilCerita lanjutan dari Takdir yang menentukan atsu bisa juga di sebut TYM 3 tapi dengan judul yang berbeda???? Tapi lebih mengulik kisah dari anak-anak Ali dan Prilly, yaitu Abudd, Eirby dan Eishaa. Tapi tak lepas dari cerita keluarga mereka sendiri. ...