O3. Komplotan

8.7K 893 365
                                    

sebelum mulai, aku mau mengingatkan sesuatu.

siapapun tokoh antagonis di cerita ini tolong jangan dibenci sampai rl ya, cukup sedikit kesel aja sama di wp, dan tetap dukung dia di rl, okei!!!

...

Ketiga perempuan itu tersenyum senang ketika berhasil menerobos rumah milik Jaemin dan menaruh 'hadiah' menarik di kamar Jaemin. Sedang sang empu belum kembali ke rumah nya.

Ketiga perempuan itu berlalu pergi dari rumah yang ditempati keluarga Jaemin, mereka menaiki mobil dan berseru senang.

Semoga saja Jaemin jera dan segera menjauhi Renjun.

Namun di perjalanan, senyum mereka terhenti kala ada dua mobil yang menghadang mereka.

Lalu laki-laki berbadan besar keluar dari mobil itu, sekitar 7 orang, menarik perempuan itu dan kedua teman nya. Hingga kesadaran mereka hilang.

.
.
.

Renjun menatap dengan lamat-lamat ketiga perempuan dihadapannya, ia tertawa sarkas ketika melihat wajah ketiga perempuan itu yang tidak ada bandingnya dengan Jaemin.

Ketiga perempuan itu diikat dikursi kayu yang mulai rapuh, kesadaran mereka pun belum kembali, mereka tampak tertidur tenang tanpa tahu bahwa akan ada maut yang menjemput mereka.

Renjun menendang-nendang kaki mereka, "Bangun!" bentak Renjun.

Sontak ketiga perempuan itu tersadar, mereka terlihat gemetaran kala mendapati diri mereka sedang terikat dengan kencang diruangan gelap.

Pun mereka tidak dapat melihat Renjun dengan jelas, sebab minimnya pencahayaan juga pakaian Renjun yang serba hitam, oh jangan lupa kan topi yang sedikit menutupi wajah Renjun.

"T-tolong lepaskan kami!" mohon mereka, namun Renjun serta anak buah nya tak menggubris.

Renjun melangkah maju lalu berlutut di hadapan Heejin, perempuan yang membuat ulah pada Jaemin. Perempuan yang Renjun tandai di buku hitamnya.

Renjun mencengkeram rahang Heejin, menekannya dengan kuat hingga menimbulkan ringisan dari sang empu. Kuku-kuku tajam Renjun menancap di pipi perempuan itu, hingga meninggalkan jejak dari kuku-kuku Renjun.

"Jeon Heejin?"

Heejin dan kedua teman nya tersentak kaget ketika mendengar suara laki-laki ini, tentu saja mereka tidak asing dengan suara laki-laki yang menjadi tujuan mereka meneror Jaemin.

"R-renjun?"

"Oh? Kenal sama suara gue?" tanya Renjun sambil terkekeh ringan.

Renjun melepaskan cengkeramannya di rahang Heejin, ia bangkit berdiri dan melepas topi yang sedari tadi setia bertengger di kepalanya.

Renjun menyeringai lebar, pasti malam ini mangsanya akan bertekuk lutut padanya.

Laki-laki Huang itu mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku jaket nya, pisau kecil yang sangat tajam, pisau andalan Huang Renjun.

Renjun maju lebih mendekat ke arah Heejin, ia tertawa ketika melihat raut ketakutan diwajah wanita yang seusia dengan nya, begitupun dengan teman-teman Heejin.

Heejin menggenggam kedua tangan teman nya yang juga terikat, namun anehnya kedua teman nya malah berusaha melepaskan genggaman itu.

Lalu beberapa tangan kanan Renjun maju, membuka tali yang mengikat kedua teman Heejin— Ryujin dan Yeri.

Ryujin dan Yeri bangkit berdiri, mereka bernafas lega lalu berdiri di samping Renjun, mengundang kernyitan di dahi Heejin.

"Huh, lo kelamaan ngiket kita Ren" decak Ryujin, saudara jauh Renjun.

Psycho [RenMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang