Jaemin itu terlalu lugu, ia bahkan terlalu penurut pada siapapun itu, meskipun hanya terkadang sih. Tapi Jaemin memang definisi seseorang yang tidak bermuka dua, sifat dan wajah nya juga sama saja, sama-sama lembut, dan sama-sama polos.
Bukan sekali dua kali beberapa murid yang berada satu tingkat diatas nya itu menyuruhnya untuk melakukan perintah mereka, itu seperti hal biasa bagi Jaemin, tentunya tanpa sepengetahuan Renjun.
Jaemin tidak terbiasa mengadu akan nasib nya pada seseorang, ia terbiasa mendapat perlakuan tidak adil, sehingga saat ia beranjak dewasa pun dirinya hanya lah menjadi Na Jaemin yang lugu dan penurut.
Tiap kali dirinya ingin memberontak, namun tubuhnya malah akan terasa lemas, seperti tidak berdaya dan berakhir menjadi lemah begitu saja.
Dan karena semua hal itu, membuat Jaemin mudah jatuh didalam perangkap seorang Huang Renjun.
Tapi Renjun membawa Jaemin pada sebuah bahagia yang belum pernah ditemukan nya, menunjukkan bagaimana kejam nya dunia bekerja, dan menorehkan luka yang kata nya demi kebaikan.
Setidaknya sampai sini Jaemin tahu, bahwa ada seorang Huang Renjun yang menyayangi nya.
.
.
.Hari minggu ini, Jaemin memilih untuk pergi ke supermarket bersama Renjun. Hanya iseng sih, sekalian membeli bahan-bahan makanan untuk mengisi apartemen Renjun.
Kedua nya tampak serasi, meski hanya memakai kaos putih polos yang dibaluti sebuah jaket, juga celana jeans panjang.
Renjun dan Jaemin masih berjalan memutari seisi supermarket tersebut, memilih beberapa bahan makanan juga beberapa snack untuk mengisi perut.
"Renn, ingin daging ayam atau daging sapi?" tanya Jaemin ketika kedua nya sampai pada tempat daging-daging.
"Daging manusia lebih enak." balas Renjun yang mendapat delikan dari Jaemin.
Renjun terkekeh, "Daging ayam aja."
Jaemin mengangguk, lalu mengambil beberapa daging ayam yang sudah dibungkus dari dalam frizzer lalu memasukkan nya ke troli yang berisi belanjaan milik Jaemin dan Renjun.
"Renn, beli es krim ya?"
Jaemin menatap Renjun dengan penuh harap, namun Renjun malah menggeleng, membuat si manis mendesah kecewa.
"Kenapaaaa?"
"Kemarin kamu udah makan es krim sayang, sekarang engga lagi." ucap Renjun, mengalihkan tatapan nya dari wajah memelas Jaemin.
Renjun mendorong troli, lalu menarik lengan Jaemin dengan pelan, lanjut berjalan melewati jajaran es krim yang di idam-idamkan oleh Jaemin.
"Nana janji satu doang kok, boleh yaa?" Jaemin berusaha membujuk Renjun lagi, namun pria Huang itu tidak menanggapi sama sekali.
"Rennnn" rengek Jaemin.
Tapi tetap saja, Renjun tidak memberikan respon apapun.
Jaemin mendengus kesal, lalu mengerucutkan bibirnya dengan sedih, batin nya berujar minta maaf pada es krim es krim yang harus ia lewati begitu saja.
Renjun menoleh ke arah Jaemin, lalu mengecup bibir sang kekasih yang masih saja mengerucut lucu.
cup
"Lusa lagi ya? Sekarang jangan dulu. Ren janji." ujar Renjun, lantas Jaemin menoleh dengan semangat.
"Serius?"
"Iya sayang."
Jaemin tersenyum senang, lalu memeluk tubuh Renjun dari arah samping, bergelayut manja di lengan sang dominan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho [RenMin]
FanfictionRenjun akan menghancurkan siapapun yang menyakiti Jaemin nya. .bxb! .top Renjun .bot Jaemin .kekerasan start: 3 Agustus 2021 end: -