O8. Trauma

9.1K 758 78
                                        

Renjun itu misterius dan menyeramkan. Semua tentang nya itu tidak tertebak, mulai dari sifat, latar belakang keluarganya, dan juga kepribadian nya.

Terkadang Jaemin berpikir, mungkin saja Renjun memiliki dua kepribadian (?)

Bukan tanpa sebab Jaemin berpikir seperti itu, namun pengamatan nya terhadap sikap Renjun yang menjadi bukti kuat.

Dulu, saat awal kenal dengan Renjun. Jaemin kira Renjun adalah pria yang benar-benar tidak tersentuh dan sangat pendiam juga arogan. Itu tidak salah sih, namun setelah sedikit 'lebih kenal' dengan Renjun, Jaemin jadi mengubah pandangan nya terhadap laki-laki itu.

Renjun itu baik, tapi sangat kasar. Renjun itu tidak tersentuh, tapi mudah membuat orang tersentuh karena nya. Renjun itu sempurna, tapi pria itu tidak pernah berpikir demikian.

Renjun itu psikopat, menyeramkan, gila akan penyiksaan, misterius, dan kasar. Semuanya menjadi satu, menggambarkan monster yang berwujud manusia.

Jaemin takut, tentu saja. Tapi ia tidak pernah bisa lepas dari Renjun. Segala hal ia lakukan untuk lepas dari Renjun, tapi akhirnya ia hanya akan berakhir didalam kungkungan laki-laki itu.

Karena bagi Renjun,
Sesuatu yang sudah menjadi miliknya, maka selamanya akan tetap menjadi miliknya.

Dan apapun yang berusaha menyakiti miliknya, maka siapapun itu tidak berhak hidup.

.
.
.

Entah kenapa, belakangan ini Jaemin merasa sering diperhatikan oleh seseorang. Saat di sekolah, dirumah, saat sedang beraktifitas sehari-hari pun ia merasa begitu.

Sejujurnya ia merasa sangat takut, ia hanya takut kejadian di masa lalunya akan terulang lagi.

Dulu, saat Jaemin masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, ia pernah merasakan hal yang sama seperti saat ini. Dulu itu sangat menyeramkan, Jaemin sangat takut bahkan walau hanya untuk mengingat nya barang sedetik.

Trauma masa lalu. Sudah biasa terjadi kan? Jaemin juga mengalaminya. Alasan mengapa ia memilih untuk menjadi seorang murid antisosial, padahal ia adalah orang yang ceria.

Perundungan, di teror, obsesi semata, dan sebagainya. Jaemin pernah mengalami hal itu. Dirundung oleh teman seangkatan nya, di teror oleh kakak kelas hanya karena tidak sengaja menumpahkan segelas air jus ke baju nya, juga obsesi seorang adik kelas terhadap nya.

Semuanya begitu kacau, biasa terjadi pada remaja-remaja yang beranjak semakin besar.

Rasa takut terus menghampiri Jaemin, bahkan pada hal-hal sekecil apapun, pada saat itu semuanya menakutkan bagi Jaemin. Tidak mudah bagi remaja sepertinya menjalani itu semua.

Sama seperti saat ini. Jaemin ketakutan, tubuhnya bergetar hebat disudut ruang kamar nya.

Biasanya disaat-saat seperti ini, pasti selalu ada sosok bunda atau ayah nya yang akan menemani, namun sayangnya kedua nya tidak sedang berada dirumah, pun Jaemin seorang anak tunggal.

Jaemin ingin menghubungi Renjun, tapi entah mengapa ia ragu. Ini sudah sangat malam, takut mengganggu Renjun. Sangat membingungkan bagi Jaemin disaat-saat seperti ini.

Sendirian, kamar gelap, sunyi, hanya ada suara tangis nya. Semuanya menakutkan, karena dunia jahat pada Na Jaemin pada saat usia nya baru beranjak 14 tahun, hingga ia hampir 18 tahun pun, semuanya masih terasa menakutkan.

Diraih nya ponsel yang sedari tadi tergeletak tepat disamping dirinya. Ia menekan tombol telepon darurat, lalu memencet nomor satu. Nomor yang langsung terhubung dengan nomor Renjun.

"Renjun... Angkat." lirih Jaemin.

Entah hanya halusinasi semata atau semacamnya, tapi Jaemin merasa seperti ada sepasang mata yang menatap nya dengan intens, menertawakan bagaimana tubuh Jaemin bergetar ketakutan.

Psycho [RenMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang