Malam ini Jaemin nekat pergi ke minimarket seorang diri. Bukan nya apa-apa, tapi biasanya ia mengabari Renjun jika ia ingin pergi kemana pun, bahkan meski jarak nya dekat.
Jaemin bukan nya tidak mau mengabari Renjun, tapi ponsel nya tadi mati dan juga ia benar-benar harus ke minimarket sekarang. Dirumah nya sedang tidak ada makanan apa-apa, pun kedua orangtuanya sedang tidak ada dirumah. Terpaksa, ia harus jalan sendirian.
"Huh... Dingin banget" gumam Jaemin, ia mengeratkan jaket yang ia gunakan, malam ini benar-benar terasa sangat dingin.
Tidak lama Jaemin sampai di minimarket terdekat, ia membeli beberapa ramen dan juga minuman dingin, tidak lupa membeli sedikit roti.
Setelah nya ia keluar dari minimarket itu, sejenak ia sempat berhenti di depan pintu minimarket.
Entah, perasaan nya hanya terasa tidak enak saja. Seperti ada sesuatu yang mengganjal, dan ia merasa ada sepasang mata yang mengawasi nya.
Jaemin segera masuk kedalam minimarket lagi, ia mendekati sang penjaga kasir.
"P-permisi, boleh saya pinjam handphone anda sebentar saja? Handphone saya ketinggalan dirumah, dan saya ingin menghubungi seseorang." ujar Jaemin dengan sopan, sang supir hanya mengangguk dan memberikan ponsel nya kepada Jaemin.
Jaemin segera mengambil ponsel itu, dan mendial nomor Renjun. Berterimakasih lah kepada ingatan nya akan nomor Renjun.
Panggilan pertama tidak terjawab, namun Jaemin tidak menyerah.
Panggilan kedua, juga tidak terjawab, justru malah ditolak langsung.
Panggilan ketiga, di dering keempat akhirnya Renjun mengangkat nya.
"Sia-"
"R-renjun..."
Diseberang sana Renjun langsung terdiam, memikirkan mengapa kekasihnya menelepon ia malam-malam dan menggunakan ponsel orang lain.
"Nana? Kenapa pake handphone orang lain? Kamu dimana? Handphone siapa yang kamu pake?" tanya Renjun bertubi-tubi.
Jaemin melirik sekitarnya dengan gelisah, ia segera menghentikan pertanyaan Renjun.
"Renjun... Nana rasa ada yang mengikuti nana."
"Kamu dimana?"
"Di minimarket deket rumah aku"
"Tetap didalam minimarket, dan jangan kemana-mana sebelum aku dateng. Oke?"
Jaemin mengangguk kecil meski ia tahu bahwa Renjun tidak akan bisa melihat nya. "Oke"
Sambungan itu terputus, Jaemin memberikan handphone tadi kepada pemiliknya.
"Kalau saya tunggu didalam sini, boleh tidak?" tanya Jaemin kepada sang kasir.
Kasir itu hanya tersenyum, "Boleh kok, Tapi didalam tidak ada kursi." balas sang kasir.
Jaemin menggeleng pelan, "Tidak apa-apa kok, saya berdiri saja. Terimakasih atas pinjaman handphone nya."
Kasir itu hanya mengangguk dan tersenyum kecil "Sama-sama."
Jaemin memilih berdiri di dekat pintu masuk minimarket, ia berdiri dengan resah, entah mengapa perasaannya semakin tidak enak.
Seseorang terlihat berjalan menuju minimarket yang hanya berisi sang kasir dan Jaemin, pakaian nya serba hitam bahkan orang itu menggunakan topi.
Jaemin hendak berjalan kearah sang kasir, namun orang itu malah keburu masuk dan menarik lengan Jaemin.
"L-lepas" Jaemin memberontak berusaha melepaskan cengkeraman orang itu, namun orang berpakaian hitam itu justru semakin mengeratkan cengkeraman nya.
Jaemin menoleh ke arah sang kasir yang juga menatap dirinya dengan bingung, Jaemin seperti memberi kode pada sang kasir, "Tolong" lirih nya.
Kasir itu segera menghampiri kedua nya, lalu menarik Jaemin. "Tunggu, anda siapa?" tanya Kasir itu pada orang tadi.
Terlihat pria yang memakai pakaian serba hitam itu sedikit berdecak kesal, lalu menatap Jaemin dengan tajam.
Tanpa berkata apapun, pria itu segera pergi meninggalkan banyak rasa khawatir bagi Jaemin, dan tentu saja sang kasir yang masih sedikit kebingungan.
.
.
."Udah aku bilang kan, kalau mau keluar itu harus kasih tau ke aku dulu. Kamu lupa?"
Renjun dan Jaemin berdiri di halaman minimarket yang tadi Jaemin kunjungi, terlihat ada sedikit perdebatan diantara mereka. Namun Jaemin lebih banyak diam, jika Renjun sudah mengomel, ia pasti tidak dapat berkutik.
"M-maaf, tadi... Tadi itu— tadi itu aku cuman mau keluar sebentar, makanya ga bilang ke kamu dulu. A-aku pikir itu engga perlu" Jaemin menunduk, ia sungguh tidak berani menatap Renjun.
Renjun berdecak, lalu menarik sang kekasih untuk masuk kedalam mobil yang tadi ia bawa.
"Lain kali, mau kamu pergi sedeket apapun. Kamu harus bilang ke aku, paham?"
Jaemin mengangguk kecil, "Iya"
.
.
.Renjun memilih untuk menginap di rumah Jaemin, sebab ia masih sedikit khawatir perihal Jaemin yang tadi diuntit oleh seseorang.
Renjun yakin orang itu bukanlah orang suruhan nya, sebab orang suruhan Renjun pasti akan menjaga jarak dan tidak sebodoh itu untuk menarik lengan Jaemin.
Kini keduanya sedang merebahkan diri diatas ranjang si manis, bersiap untuk berkelana dalam mimpi. Jaemin mendekatkan dirinya kepada Renjun, ia memeluk sang kekasih yang sedari tadi terus mendiami dirinya, tidak bersuara barang sedikit pun.
Jaemin mengecupi pipi Renjun, lalu menenggelamkan wajah nya diperpotongan leher sang dominan. "Rennnn, maafin nana ya?" mohon Jaemin.
Namun Renjun masih tetap diam, malahan pria itu menutup matanya seolah-olah dia sudah tidur dan tidak ingin diganggu. Jaemin tentu saja tidak menyerah semudah itu, ia malah semakin gencar mencuri ciuman di setiap inci wajah Renjun.
Jaemin berdecak sebal ketika Renjun tidak kunjung meresponnya, hingga dengan nekat nya ia naik ke atas tubuh Renjun, menindih sang dominan lalu menaruh kepalanya tepat diatas dada bidang Renjun. Jaemin terus menggerakan tubuhnya diatas badan Renjun lalu merengek kecil untuk sebuah maaf dari sang kekasih.
Awalnya Jaemin rasa tidak ada yang salah atas perbuatannya pada Renjun, hingga akhirnya dia menyadari ada sesuatu yang mulai tegang dibalik celana sang kekasih, membuat pergerakannya terhenti. Gawat! Penis mereka bergesekan!!!!!!!!!!!
"Kenapa berhenti sayang?" suara Renjun terdengar rendah, sarat akan nafsu yang membuncah.
Tangannya dibawa melingkari pinggang ramping Jaemin, lalu meremasnya dengan pelan. Jaemin rasa tubuhnya ikut menegang, hawa yang dikeluarkan Renjun terasa sangat panas apalagi ketika secara tiba-tiba laki-laki itu bergantian meremas pantatnya.
"Nana, tolong bantu aku menidurkan si kecil ya?"
Mau menolak pun apa guna nya, Renjun tetap akan melancarkan aksinya. Sepertinya bercinta adalah jalan terbaik supaya Renjun tidak marah kepadanya lagi.
Huh, si Huang dan hasratnya.
.
.
.to be contiunue...
aw udah lama ngga update, kira-kira nanti up lagi engga ya?🤔🤔🤔

KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho [RenMin]
FanfictionRenjun akan menghancurkan siapapun yang menyakiti Jaemin nya. .bxb! .top Renjun .bot Jaemin .kekerasan start: 3 Agustus 2021 end: -