O1. Air

11.1K 1K 161
                                    

Jaemin terduduk lemas dipinggiran lapangan, tubuhnya penuh keringat pasca selesai mengambil nilai lari pelajaran olahraga.

"Huhh" Jaemin menghela napas lelah, rasanya ingin minum namun botol nya berada di kelas nya, tadi ia lupa membawa botol miliknya.

Jaemin terpaksa berdiri sebab sang guru menginstruksikan agar semua murid kembali kedalam kelas dan berganti baju. Tadinya ia ingin duduk sebentar saja disitu, namun mengingat bahwa kegalakan yang ada di diri sang guru olahraga itu tidak main-main, jadi ia memutuskan untuk memaksa dirinya kembali ke kelas.

Jaemin berjalan sendirian menuju kelas nya, tidak ada yang mau menemani ia barang sedetik saja. Jaemin pun sudah terbiasa, ia juga tidak terlalu perduli akan hal itu.

Semuanya memang suka menganggap Jaemin adalah anak aneh, terkadang sangat pendiam dan tiba-tiba banyak bicara. Dan yang membuat semua orang suka menjauhi nya adalah karena Huang Renjun, orang yang paling disegani di sekolah itu, bahkan guru-guru tidak dapat berkutik jika sudah dihadapan seorang Huang Renjun.

Renjun adalah orang yang tidak dapat mengontrol emosi nya, dia bisa sewaktu-waktu meledak-ledak marah dan melampiaskan nya pada siapa saja. Juga kedudukan nya sebagai cucu dari pemilik Yayasan sekolah itu pun juga membuat banyak orang tidak berani mengusik dirinya.

Sebenarnya banyak yang mengagumi Renjun, mulai dari perempuan maupun laki-laki. Dulu tersebar rumor bahwa Renjun adalah seorang submissif sebab bentuk tubuhnya yang sedikit pendek dan sangat ideal, itu sebabnya banyak laki-laki dominan mencoba menarik perhatian Renjun. Namun semuanya akan berakhir sama, menyerah dan malah tidak berani mendekati Renjun.

Hingga saat itu tersebar kabar bahwa Renjun mengencani seorang laki-laki manis yang tak lain adalah Na Jaemin, laki-laki pemilik senyum manis.

Awalnya mereka berpikir bahwa Renjun yang menjadi pihak bawah, namun melihat kelakuan Jaemin yang sangat menurut akan semua perintah Renjun, membuat mereka sedikit ragu.

Sampai saat ini pun belum diketahui kebenarannya, sebab tidak ada yang berani membahas hal itu.

Jaemin memasuki kelas nya, terasa sepi sebab yang lain nya lebih dahulu pergi untuk berganti pakaian. Jaemin hendak mengambil botol minum nya yang ia simpan di atas meja nya, namun ia justru mendapati botolnya yang terbuka dan tumpah hingga membasahi meja nya. Bahkan tidak ada sedikitpun yang tersisa didalam botol itu. Beruntung Jaemin tidak memiliki teman sebangku, jadi ia tidak perlu repot-repot mendapat protesan dari teman sebangkunya.

Ada beberapa hal yang Jaemin tidak beri tahu kepada Renjun, misal nya hal ini. Jaemin jelas tahu bahwa tumpah nya air didalam botol minum miliknya itu bukan ketidaksengajaan, sebab hal ini sering terjadi. Tapi Jaemin tetap diam, tidak berani membuka suara sedikitpun.

Jaemin menghela napas nya, lalu mengambil beberapa lembar tisu didalam laci meja nya, lalu ia membersihkan air-air yang tumpah menggunakan tisu itu hingga tisu nya habis.

Jaemin sedikit bingung, kenapa para teman sekelas nya belum kembali sedari tadi? Padahal ini terhitung hampir setengah jam Jaemin membersihkan meja nya.

Jaemin membalikkan tubuh nya ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat, dan tiba-tiba tubuhnya menegang.

Itu Renjun!!!

Jaemin berharap bahwa Renjun tidak melihat ia yang sedang membersihkan meja nya, sebab otak nya benar-benar tidak bisa bekerja jika sudah didekat Renjun.

"R-renjun..."

Jaemin menautkan jari-jarinya, mata nya juga tidak bisa fokus menatap Renjun, ia benar-benar gugup sekarang.

Renjun mendekati Jaemin, lalu mengukung si manis diantara meja dan dirinya. Renjun lalu mengecup pipi Jaemin sekilas lalu menatap manik si manis.

"Kamu ngapain aja dari tadi?" tanya Renjun, tangan nya berkeliaran meraba pinggang ramping si manis.

"A-ah tadi itu... Air minum ku tidak sengaja tumpah, j-jadi aku membersihkan nya dulu" jawab Jaemin, ia balas menatap Renjun, sebab ia tahu bahwa Renjun paling tidak suka jika ia berbicara tanpa menatap sang lawan bicara.

Renjun mengernyitkan dahi nya, lalu menaikkan sebelah alis nya, "Yakin engga sengaja kan?" tanya Renjun yang segera diangguki oleh Jaemin.

"Iya, aku engga sengaja tadi"

Renjun hanya mengangguk saja, lalu menarik pelan tangan si manis untuk mengajaknya keluar kelas.

"Mau kemana?" tanya Jaemin, pasalnya saat ini bel belum berdenting dan juga teman-teman nya belum kembali dari acara mengganti baju nya.

"Kantin. Kamu habis olahraga dan minum kamu tumpah, dan juga kamu harus makan." balas Renjun.

Jaemin menghentikan langkah mereka, membuat Renjun menoleh ke arah nya dengan raut bertanya.

"Tapi belum bel istirahat, Ren."

Renjun mendecak sebal, lalu menarik Jaemin untuk melangkah lagi menuju kantin.

"Satu."

"Dua."

"Tiga.

"Empat."

"Lima."

Dan setelah Renjun selesai menghitung, bel istirahat berbunyi dengan nyaring membuat seluruh penghuni sekolah bernafas lega, perut mereka sudah meronta-ronta ingin di isi.

Jaemin hanya diam, menuruti saja semua ucapan sang kekasih. Uhg sejujur nya Jaemin benci situasi ini, ketika dia tidak dapat melawan dan hanya bisa menurut saja pada Renjun.

Jaemin bisa, sangat bisa untuk memberontak dan melawan Renjun, namun ia pasti selalu mengurungkan niat nya.

Renjun itu... monster.
Semuanya, tentang Renjun, sangat aneh dan tidak terduga. Hidup nya yang kelam, dan tatapan nya yang tajam, juga perbuatan nya yang menyeramkan.

Jika banyak orang menganggap bahwa Renjun sangat manis, namun Jaemin akan menganggap Renjun adalah sebuah Kepahitan dalam hidup nya. Laki-laki yang ia kira malaikat, justru adalah sebuah iblis menyeramkan.

Jaemin masih bisa ingat dengan jelas apa saja yang Renjun lakukan setahun belakangan ini ketika mereka menjalin sebuah kasih.

Semuanya, terekam jelas di otak Jaemin.

Renjun itu psikopat, meski mulutnya berbicara tentang cinta kepada Jaemin, namun tangan dan juga seluruh anggota tubuh nya selalu menyakiti Jaemin.

Jaemin jelas tahu, psikopat itu akan menyakiti siapapun bahkan sekalipun itu adalah orang berharga dalam hidupnya.

Renjun bilang Jaemin berharga, Renjun bilang tidak ada yang boleh menyentuh Jaemin, Renjun bilang tidak ada yang boleh menyakiti Jaemin, Renjun bilang bahwa hanya ia saja yang mencintai Jaemin dengan tulus.

Tapi Renjun melukai nya tanpa beban, tapi Renjun menyentuh Jaemin seenak hati, tapi Renjun menyakiti Jaemin setiap hari, tapi Renjun... Renjun memang benar mencintai nya dengan tulus, namun Jaemin sedikit meragukan nya ketika Jaemin menangkap Renjun sedang bercinta dengan orang lain.

Jaemin sadar, ia bukan orang yang benar-benar berarti. Tapi ia tidak dapat melakukan apapun, sebab ketika ia mencoba pergi, maka Renjun akan tetap mendapatkan nya.

.
.
.

Oh seperti nya Jaemin juga tidak tahu tentang hal yang satu ini?

Ketika para teman sekelasnya sengaja menumpahkan air minum dari botolnya, maka Renjun juga sengaja menumpahkan darah mereka karena telah mengusik Jaemin nya.

.
.
.

to be continued

okei baru awal...
sabar dulu ya semuanya, kalau ga sanggup sama semacam kekerasan dan sebagainya mending skip saja, soal nya ini pasti bakal banyak kekerasan dan pertumpahan darah.

mohon maaf kalau ada typo🙏🏻

Psycho [RenMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang