Tujuh

145 28 0
                                    

This thing people often called as Regret

It's exist in the end, when they were too fool for understand. Then it's come up so often gather with tears and hurt.

***

Atsumu baru saja memarkir mobil nya, begitu keluar dari mobil bibir nya membentuk segaris senyum tipis. Ia pun segera naik menuju apartemen lama nya. Apartemen yang sudah cukup lama tak pernah ia kunjungi. Apartemen yang menyimpan banyak sekali kenangan baginya. Apartemen yang menjadi saksi bisu atas semua perbuatan Atsumu dimasa lalu.

Apartemen yang menjadi saksi bisu seorang Miya Atsumu yang pernah mempunyai seorang saudara kembar, Miya Osamu.

"I'm home, Samu." Gumam Atsumu.

Kala itu terjadi Motoya masih kecil, ia baru akan menginjak 7 tahun. Juga, Atsumu sendiri tidak begitu mempedulikan keluarga kekasih nya. Ia yang dulu hanya terobsesi untuk menggenggam semua nya, kebodohan nya yang dulu hanya mementingkan harta dan kekuasaan.

Ketika ia ditampar langsung oleh takdir, ia baru menoleh kebelakang dan ternyata ia telah kehilangan sosok kekasih yang begitu mencintai nya dimasa lalu. Ia kehilangan sosok Sakusa Kiyoomi yang sangat tulus mencintai nya, yang selalu memperhatikan nya ketika ia sama sekali tidak meberikan sepeser pun perhatian pada lelaki itu.

Mungkin alasan Atsumu sekarang sangat dekat dengan Motoya hanya karena penebusan dosa semata, meski ia cukup tau, dosa nya tak akan pernah termaafkan sekarang. Ia hanya tau bagaimana Motoya kecil yang menangis di depan makam Kiyoomi, Atsumu cukup bisa memahami bagaimana pria kecil itu dulu begitu menyayangi Kiyoomi.

Mungkin hanya karena itu sekarang Atsumu begitu memperhatikan Motoya. Ia hanya ingin sejenak lari dari dosa nya. Meskipun ia sepenuh nya mengerti bahwa dosa dosa nya itu akan selalu setia mengikuti nya.

"I'm so sorry, Kiyoomi."

Entah sejak kapan air mata nya mengalir deras, ingatan nya tentang sang kekasih yang hanya sebentar itu mengalir. Bersamaan dengan air mata nya, itu mengalir dengan indah. Hanya Atsumu yang terlalu kotor untuk menerima itu.

"would ya forgive me? I love ya, Kiyoomi."

There's no second chance, not for me.

Atsumu menunduk dalam, ketika banyak orang mengatakan tidak ada yang terlambat untuk memperbaiki semua nya, ia hanya berpikir. Hatinya belum siap untuk dibenci oleh Motoya. Ia terlalu pengecut untuk mengakui nya secara langsung.

"at least, I'll treasure him for ya, Kiyoomi. He deserve yer care more better than me."

When I'm fallin' to hell, would ya mind to smile for me from heaven above?

.

.

.

[To Be Continue]

CantarellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang