Sembilan

148 27 0
                                    

Motoya memandangi nisan putih itu dengan manik menggenang, usai acara pemakaman ini ia masih enggan beranjak. Bahkan hingga tempat itu telah menjadi sepi, kaki kaki nya terasa berat meninggalkan pemakaman.

Pemuda itu tidak menangis, walau ia menahan air mata. Hingga kini pun ia masih belum meneteskan air mata nya. Diam, tak berani berkata kata walau sepatah. Takut ia malah jatuh menangis di hadapan paman kesayangan nya, tentu ia akan di tertawakan.

Padahal ia belum mendengar lanjutan kisah Atsumu, tak berpikir jauh darimana Atsumu mendapat kisah itu. Ia hanya menyayangi Atsumu sama seperti dirinya menyayangi Kiyoomi. Meskipun kadang lelaki itu agak aneh dan suka jahil, Motoya nyaman dengan nya. Lelaki itu yang selalu ada memperhatikan nya lebih dari orang tua nya sendiri.

"apa kamu keluarga nya?"

Motoya sedikit kaget mendengar suara itu, ia lekas menoleh cepat. Dua kali kaget melihat yang menyapa nya tak lain adalah guru bimbel nya sendiri, Kita Shinsuke.

"pak Shinsuke?" tanya Motoya lekas berdiri dan mengusap air mata di pelupuk nya, "apa yang bapak lakukan di sini?"

"ah, saya ngga sengaja dengar kalau tn. Miya meninggal. Dia siapa nya kamu?"

"om saya, pak." Kata Motoya.

Kita Shin mengernyit sejenak lalu beralih melihat makam Atsumu dan meletakkan bunga duka di atas nya, "kamu lagi senggang, ngga? Mau ngobrol sama saya bentar?"

"ngga sibuk, kok. Boleh aja."

Kita Shin tersenyum dan mengajak Motoya meninggalkan kawasan pemakaman. Kita Shin mengendarai mobil nya menuju kawasan yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, berhenti pada salah satu cafe sederhana di sana.

"saya dengar kamu yang dapet wasiat dari tn. Miya."

Motoya menunduk dan mengangguk pelan, "ya, gitu pak. Tapi saya baru resmi kalo udah cukup umur."

Kita Shin tersenyum kemudian mengeluarkan selembar foto dan memberikan nya pada Motoya, "kalo gitu, baik nya ini kamu simpan aja."

"a, apa ini?" Motoya sedikit aneh melihat lembar foto usang itu.

Miya Osamu & Suna Rintarou

Namun manik nya segera melebar begitu membaca bagian belakang foto itu, segera ia membalik dan melihat fotonya. Hening. Motoya masih mencoba mencerna apa yang ia lihat, ia bahkan mengerjap beberapa kali menatap foto itu.

"om Miya?" gumam Motoya, "ngga, bukan."

"sebenernya kemarin ada email masuk di PC saya." Kata Kita Shin melihat Motoya masih kebingungan, "itu permintaan langsung dari pemilik perusahaan besar Hyogo, Miya Atsumu."

"a, apa?"

"saya ngga tau apa yang habis kamu omongin sama tn. Miya sebelum nya, tapi dia minta saya menjelaskan kronologis yang terjadi malam itu." jelas Kita Shin, "Itu satu satu nya kasus yang ngga bisa saya selesaikan selama 25 tahun ini menjadi intel."

"jadi, itu bukan karangan nya om Miya?"

.

.

.

[To Be Continue]

a/n : Maaf, ngga nemu foto nya Sunaosa. Dan aku ngga pinter ngedit gituan 

CantarellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang