Delapan

140 25 0
                                    

Seperti yang sudah mereka janjikan, Motoya datang ke apartemen lama Atsumu. Pemuda itu belum mempunyai SIM, jadi ia naik kereta karena jarak apartemen yang cukup jauh dari rumah nya.

Sebelumnya ia memastikan password apartemen Atsumu, pemuda itu pernah sekali dulu diberitahu oleh Atsumu. Karena Atsumu tidak mengatakan apapun lagi, ia berharap itu masih tidak berubah.

"Om, ini Motoya." Pemuda itu masuk.

Suasana apartemen itu begitu sunyi, gelap. Ia pun mencoba menyalakan lampu, masih tak kunjung ia temukan tanda tanda Atsumu keluar. Motoya pun mencoba mencari ke dalam, mungkin lelaki itu tengah keluar. Mengingat sebelumya Astumu bilang sudah datang lebih awal.

Apartemen itu begitu bersih, sepertinya Atsumu sempat membersihkan nya ketika datang. Atensi Motoya tertuju pada sebuah kamar yang terbuka. Itu adalah kamar Atsumu, kamar yang sangat di jaga oleh nya agar tidak seorang pun masuk.

Motoya yang sejak dulu sudah penasaran dengan isi kamar itu pun masuk, ia sudah punya alibi bila nantinya Atsumu akan memarahi nya. Karena sejak awal kamar itu telah terbuka.

Begitu masuk, Motoya hanya mendapati itu sebagai kamar biasa yang normal normal saja. Tidak ada yang aneh atau setidaknya jadi alasan bagus untuk melarang siapapun masuk. Hingga manik nya menangkap beberapa foto di atas meja yang dibalik. Pemuda itu pun ingat, perjanjian Atsumu dengan nya untuk menjaga semua foto di kamar Atsumu.

Motoya memeriksa lagi, masih belum ada tanda Atsumu akan muncul. Ia pun berbalik dan mendekati nakas, tempat dimana beberapa bingkai foto di sana terbalik. Foto pertama yang ia buka adalah foto pernikahan Atsumu dengan paman Motoya, Kiyoomi. Dan seperti nya semua yang ada di atas nakas itu adalah foto mereka berdua.

"om Kiyo." Gumam Motoya.

'semua foto yang ada di kamar om, yang dipajang sama yang di laci.'

Motoya kini beralih ke laci, di setiap bukaan nya ada sebuah album foto. Total nya tiga buah album foto besar. Tapi Motoya memilih untuk melihat nya nanti, toh, apartemen ini akan jadi milik nya, karena ia disuruh menjaga itu semua, berarti ia boleh melihat nya, kan?

Di laci paling bawah ia menemukan secarik kertas dengan tulisan berantakan Atsumu, pemuda itu menelan ludah.

"a, apa apaan, sih om Miya."

Motoya yang kemudian membalik kertas itu, manik nya melebar dengan segera ia berlari ke dapur. Dapat segera ia lihat punggung Atsumu, lelaki itu duduk dengan tenang di sana. Di atas meja tepat dihadapan nya sebuah tatakan lilin yang lilin nya telah habis terbakar.

Pemuda itu pun lekas menghampiri Atsumu, dengan hati hati ia mengguncang pelan tubuh besar itu. Tak ada jawaban, hingga sebuah ampule kaca di tangan Atsumu jatuh. Tidak sampai pecah, jadi Motoya mengambil nya.

Ia kemudian mendekatkan jari nya ke hidung Atsumu, berusaha mencari tanda kehidupan di sana. Tak puas Motoya berganti memeriksa denyut nadi nya, pemuda itu lemas terduduk seketika. Atsumu telah tiada.

"om,... om Miya?" gumam Motoya masih setengah tak percaya.

.

.

.

[To Be Continue]

a/n :

a/n :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CantarellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang