-Flashback dari sudut pandang Kita Shin-
.
.
.
20 Agustus, 10 tahun yang lalu,...
Kita Shin langsung saja mendobrak salah satu ruangan VVIP disana yang mengepulkan asap dari dalam. Manik Kita Shin melebar sempurna ketika mendapati bagaimana kacau nya kondisi di dalam sana.
Suna tersenyum tipis melihat Kita Shin, ia yang tengah memangku Osamu pun kemudian mencium bibir lelaki itu dengan lembut. Tak butuh waktu lama, pria itu langsung ambruk di tempat nya seketika.
Kita Shin lekas menghampiri nya, beberapa staff yang lain segera masuk untuk memadamkan api yang sudah merambat cukup besar. Kita masih fokus melihat keadaan Suna, sementara menyuruh siapapun yang masih di sana untuk memanggil ambulan.
Suna masih bernafas tipis, namun Osamu seperti nya telah tiada beberapa waktu lalu. Dengan sisa kekuatan nya, Suna menunjuk ke atas meja. Kita Shin langsung mengikuti arah telunjuk Suna.
Di atas meja sana ada sebuah map coklat dengan isi cukup tebal, namun itu sudah setengah terbakar. Terlambat untuk Kita Shin menyelamatkan dokumen itu dari api. Ia pun memutuskan untuk mendahulukan keselamatan Suna.
Lelaki bersurai dwi warna itu tak ingin mempercayai nya, tapi Suna lebih dulu menghembuskan nafas terakhir nya sebelum sampai di ruang operasi. Tak ada kesaksian terakhir lagi dari Suna, pria itu benar benar tak meninggalkan apapun selain dokumen yang telah terbakar habis itu.
Tap,.. tap,.. tap,..
Atensi Kita Shin sejenak teralihkan ketika mendengar suara berisik langkah kaki yang menuju ke ruangan yang ada tak jauh dari tempat nya berdiri, itu adalah Miya Atsumu. Diam diam ia mengintip ke dalam ruangan itu, hanya terdengar teriakan nya yang menyebut nama Osamu, sejenak kemudian hanya tinggal suara tangis yang memenuhi ruangan kecil itu.
Kita Shin tak berusaha mendengarkan lanjutan nya. ia lekas berlalu dari sana untuk melihat Suna yang telah di pindah di ruangan terpisah. Di dalam sana seluruh tubuh pemuda itu telah di tutup oleh kain putih.
"harusnya gue bilang buat nyelesaiin misi nya, Suna." Ucap Kita, "tapi, ya. Kalo itu permintaan terakhir lo, gua cuma bisa nurutin aja. Yang tenang di sana, ya? Kalian bisa nikah di sana sekarang."
Kita Shin tersenyum tipis, sejenak kemudian ia lekas pergi dari sana untuk menghubungi pihak keluarga Suna. Keterangan dari pihak rumah sakit mengatakan dua korban jiwa malam itu tewas karena terlalu banyak menghirup asap.
Namun tentu saja, Kita Shin tidak lagi terlalu naif untuk mempercayai itu. Bukan Suna yang selalu main main dengan tugas nya, kali ini salah Kita Shin yang kurang memperhatikan nya. Bahwa yang sejenis Cantarella itu memang pernah ada.
.
.
.
[To Be Continue]
a/n : Teruntuk kalian yang sudah mengikuti cerita aku sampai sini, terima kasih banyak!! Kalian yang udah nge-vote atau bahkan comment, kalian yang silent reader juga, terima kasih banyak sudah meluangkan waktu nya untuk baca fanfic ini!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Cantarella
FanfictionSelama ini Motoya hanya mengenal paman nya sebagai seorang lelaki kesepian yang suka usil pada nya. Miya Atsumu namanya. Suatu hari lelaki itu menghubungi nya hanya untuk mengisi kebosanan dengan menceritakan sebuah kisah yang berhubungan dengan sej...