Pt. 1 - Agreement

8.5K 660 151
                                    

Halo Atsi...

Terima kasih sudah mampir ke cerita ini.

Aku iseng-iseng buat cerita ini di grup facebook. Terus aku publish juga di sini biar yang lain bisa baca.

Alur Sir Kim ini agak random ya. Gaje mungkin :v

Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote sama komen ya. Aku bakal langsung publish part dua kalo rame.

Oke guys, selamat membaca!

.

.

Dua jam lamanya Sohyun menunggu di tempat pemberhentian kereta api. Gadis itu menatap ke sekeliling sambil mencari-cari keberadaan kedua orang tuanya.

Sohyun ingat, ayahnya bilang mereka akan segera kembali. Tapi hingga detik ini tak ada tanda-tanda mereka akan kembali, tak ada pesan masuk atau telepon dari ayah ibunya. Padahal hari sudah hampir menjelang malam.

Tempat ini seperti sebuah kota mati. Tak ada orang lain selain dirinya, harusnya sudah ada kereta yang melintas atau berhenti.

Sohyun merasa sia-sia menunggu di sini.

Ketika gadis itu hendak beranjak. Sekelompok pria yang tak terhitung jumlahnya berjalan ke arahnya, salah satu di antara mereka mengenakan kameja putih yang dilapisi dengan vest abu-abu. Rambut kecokelatan pria itu terlihat lebih mencolok daripada yang lain. Sisanya mengenakan pakaian serba hitam.

Gadis berusia 19 tahun itu menoleh ke belakang, mencari sesuatu di sana. Sialnya tidak ia temukan. Entah apa yang sedang ia cari, mungkin saja sebuah kayu yang bisa melindungi dirinya dari orang-orang misterius itu.

Menggigit kecil bawah bibirnya, dalam hati Sohyun berharap mereka bukan sekelompok orang yang suka menculik anak-anak untuk dibunuh lalu organ tubuhnya dijual. Sungguh jika itu benar-benar terjadi, maka Sohyun akan mengakhiri hidupnya terlebih dahulu sebelum mati di tangan mereka.

Sial, sekelompok orang itu semakin dekat. Sohyun ketakutan setengah mati hingga lehernya serasa dicekik oleh tangan tak kasat mata.

Orang-orang tersebut berhenti tepat di sisinya. Namun, Sohyun bersikap tidak peduli, seakan tidak pernah melihat keberadaan mereka. Tatapan Sohyun tak lepas dari Layar LED yang berada di seberang rel kereta api. Sohyun benar-benar berharap dijemput keluarganya sekarang juga.

"Apa benar, kau putri dari Tuan Nam Jaehuk?" tanya pria berambut cokelat.

Mendengar nama ayahnya disebut, Sohyun sangat antusias. Ia menoleh sambil tersenyum hangat, kecurigaan Sohyun tentang orang-orang tersebut menguap begitu saja.

"Benar Tuan. Apa Tuan melihat Ayah saya?"

Salah satu dari mereka menghampiri Sohyun. Kemudian memberikan selembar kertas berisi kesepakatan. Sohyun mengambil kertas itu dan langsung membaca isinya.

Kening Sohyun mengerut samar. Ia sungguh tidak mengerti dengan kata-kata yang tertera di kertas. Sementara pada bagian bawah terdapat tanda tangan ayahnya. Sohyun mengenali tanda tangan ayahnya, itu benar.

"Sir Kim telah melunasi semua hutang ayahmu. Sebagai gantinya kau harus ikut bersama kami," ujar pria yang tadi memberikan surat pada Sohyun.

Menggeleng pelan, Sohyun bukannya tidak percaya pada isi surat. Jelas-jelas tulisan yang ada di sana merupakan tulisan ayahnya. Tapi, bagaimana bisa mereka tega menukarkan dirinya dengan sejumlah uang.

SIR KIM [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang