Pt. 38 - Not Ready To Give Up

1.8K 356 188
                                    

Halo Atsi...

Kalian apa kabar?

Semoga sehat selalu.

Aku gak tau lagi nulis apa. Semoga kalian menikmati ceritanya.

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca.

.

.

Sepuluh menit telah berlalu.

Taehyung masih di tempatnya. Menggenggam tangan Sohyun, sesekali ia tersenyum. Mengecup punggung tangan istrinya.

"Aku mencintaimu, selamanya akan selalu seperti itu."

Wajah pucat Sohyun tampak begitu tenang. Seperti seseorang yang sedang tertidur, sayangnya Sohyun tidak lagi bernapas. Seluruh tubuhnya kaku.

Tatapan Taehyung masih sama. Penuh cinta. Namun, sayang. Terselip duka di dalamnya. Duka yang begitu nyata.

Di tangan kiri Taehyung terdapat sebuah surat yang diberikan Taekyung beberapa waktu lalu. Surat itu dikirim dari Paris sekitar satu bulan setelah Sohyun dinyatakan koma.

Surat tersebut diantar bersama koper mereka yang tertinggal di apartemen.

Harusnya Taekyung memberikannya sejak lama. Namun, ia takut itu akan menyakiti adiknya. Karena Taekyung pun tak sanggup menahan air mata saat membaca tulisan tangan Sohyun.

Kini surat itu sudah berada di tangan orang yang tepat.

Taehyung mengusap air matanya. Kemudian membuka lipatan kertas, di sana Taehyung bisa melihat tulisan indah Sohyun yang diawali dengan sebuah gambar hati. Ada satu anak panah, Sohyun menulis nama mereka di antara anak panah itu.

Untuk suamiku, Sir Kim.

Napas Taehyung tersengal membaca kalimat pada baris pertama. Ia memandang wajah Sohyun sesaat, lalu melanjutkan.

Sebelumnya aku ingin meminta maaf pada Sir. Maaf karena aku belum bisa menjadi istri yang baik untuk Sir.

Aku bingung harus memulainya dari mana dulu.

Ah benar, sebaiknya aku memulai dengan alasan mengapa aku menulis surat ini.

Jadi Sir, aku menulis surat ini saat Sir pergi keluar untuk membeli makanan. Saat aku sadar betapa aku sangat mencintai Sir.

Sir juga mencintaiku kan?

Aku tahu, Sir mencintaiku. Sangat cinta.

Sir, jika nanti kita ditakdirkan untuk berpisah. Aku harap Sir tetap mencintaiku dan tidak pernah bosan menyebut namaku dalam doa Sir.

Aku tahu, aku ini sangat menyebalkan. Kerjaku hanya menyusahkan Sir saja, pasti Sir lelah.

Maka dari itu ... aku ingin berubah. Aku mau menjadi istri yang baik untuk Sir.

Membuatkan makanan kesukaan Sir, menyambut Sir saat pulang kerja dan melakukan banyak lagi bersama Sir.

Menyenangkan sekali jika aku bisa melakukan semuanya.

Tak hanya itu, aku juga ingin menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita kelak.

Aku, Sir, dan anak kita.

SIR KIM [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang