Pt. 16 - Birthday

2.8K 461 446
                                    

Hai atsi...

Apa kabar?

Tau gak aku tiap hari baca komen kalian ulang-ulang. Habis baca, aku langsung lanjut nulis. Pokoknya gitu aja terus.

Bab ini lumayan panjang, kalo menurut aku. Hehe. Gak tau kalo di kalian gimana.

Oke, bab ini 135 vote dan 350 komen. Bisa kan ya?

Pasti bisa dong kalo buat Atasiast, wkwkwk.

Buat yang belum follow aku jangan lupa follow. Jangan lupa masukin cerita ini ke reading list kalian juga.

Supaya pas aku update, notifnya langsung masuk.

Udah, gitu aja.

Selamat membaca!

.

.

Malam semakin larut. Namun, Sohyun belum beranjak untuk tidur. Ia benar-benar mengkhawatirkan Taehyung.

Pria itu sudah terlelap setelah meminum obatnya. Saat ini Sohyun sungguh memikirkan banyak hal, bukan lagi tentang keluarganya di Seoul.

Tentu yang dipikirkan Sohyun saat ini adalah masalah yang terjadi di kota Gidae yang semakin tidak masuk akal. Itu adalah masalah yang kedua, dan untuk masalah yang pertama. Sohyun memikirkan Taehyung.

Sehabis menangis, Taehyung jadi pendiam. Ia akan membuka suara ketika Sohyun menanyakan beberapa hal. Selanjutnya Taehyung hanya berdiam diri.

Menghela napas pelan. Sohyun memperbaiki posisi duduknya, menghadap Taehyung yang sedang terlelap.

Sohyun tidak tahu apa yang terjadi, rasanya ia tidak ingin jauh-jauh dari pria ini. Sohyun ingin melindungi Taehyung dari semua rasa sakitnya.

Gadis itu mengambil telapak tangan Taehyung, lalu menggenggamnya. "Ya Tuhan, telapak tangan Sir besar sekali." Sohyun tertawa sendiri. Sejurus kemudian, ia kembali serius.

Taehyung masih tidur, tidak terganggu sedikit pun. Mungkin karena pengaruh obat yang masuk ke dalam tubuhnya.

Tidak masalah, Sohyun masih bisa bercerita sendiri. Niatnya sedari awal memang seperti itu. Ia juga ingin meluapkan sesuatu dalam dirinya yang tak bisa ditahan sejak mendengar suara tangisan pria sekuat Sir Kim.

Sepandai-pandainya seseorang menyembunyikan kesedihan, pasti akan ada saat di mana ia merasa lelah dengan semua yang dialaminya.

Menangis mungkin adalah salah satu cara terbaik. Namun, lebih dari itu. Dia tentu membutuhkan rangkulan seseorang.

Seseorang yang teramat penting dalam hidupnya.

Tiba-tiba saja Sohyun merasakan matanya memanas ketika ia mengamati kerutan di dahi Taehyung. Kerutan kecemasan akan sesuatu yang tidak Sohyun ketahui.

Sohyun mengulurkan tangannya mengusap rambut Taehyung. Sedangkan yang satunya lagi masih menggenggam telapak tangan pria itu. Sedikit pun, Sohyun tak ingin melepaskannya.

"Aku tahu, Sir orang baik. Sir tidak jahat seperti yang dipikirkan orang lain." Sohyun menengadah, menahan agar air matanya agar tidak tumpah.

Namun, gagal. Sohyun merasa begitu terluka melihat Taehyung selemah ini.

SIR KIM [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang