Pt. 8 - Gidae City Mystery

3.3K 501 324
                                    

Hai atsi...

Selamat malam, gimana nih. Apa kalian masih nungguin cerita ini?

Hehe, terima kasih.

Aku lagi rajin update. Pokoknya habis baca komen kalian tuh, jadi langsung pengen nulis. Makanya aku rajin up :)

Makasih buat kalian yang udah mampir.

Jangan lupa vote dan komen.

Semoga kalian suka bab ini.

Oh iya aku pasang target ya. Kaya kemarin aja 100 vote + 250 komen. Ayo pasti bisa!

Selamat membaca.

.

.

Sohyun demam.

Gadis itu jatuh sakit setelah lukanya selesai diobati tiga hari lalu. Dokter juga sudah mengatakan pada Taehyung bahwa istrinya akan sakit. Karena luka di telapak kakinya mengalami pembengkakan.

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan agar Taehyung tidak terlalu khawatir. Karena sakitnya tidak parah. Asalkan selalu memperhatikan Sohyun, menjaga gadis itu untuk selalu meminum obatnya tepat waktu.

Biasanya saat sakit begini Sohyun selalu bermanja-manja pada ibu atau ayahnya. Sekarang tidak bisa lagi. Tidak ada mereka, juga tidak ada keempat kakak-kakaknya. Ia sendirian. Sohyun merasa tidak mungkin ia bermanja-manja dengan Nara atau suaminya. Ia pasti akan ditertawakan.

Jadi, untuk melampiaskan kerinduannya. Sohyun pun hanya bisa menangis, ketika ditanya. Ia tidak menjawab dan memilih diam.

"Nona, waktunya makan siang." Nara meletakkan nampan ke atas meja yang ada di dalam kamar itu.

Sohyun masih betah duduk di tepi jendela kamar. Air matanya terus berjatuhan, itu menjadi tempat favorit Sohyun selama ia berada si rumah ini.

Bengkak pada telapak kakinya sudah mulai turun, Sohyun selalu rutin minum obat. Itu pun Taehyung yang memaksanya. Jika tidak, Sohyun pasti takkan mau karena ia benci obat-obatan pahit.

Nara menghampiri Sohyun. Gadis itu menatap keluar jendela, mungkin sedang melihat kesunyian kota Gidae.

"Apa yang sedang Nona pikirkan?" tanya Nara.

Sohyun menoleh ke arah Nara. Bawah matanya basah, membuat Nara terkejut.

"Nona, apa Anda baik-baik saja?"

"Tidak Nona Im." Sohyun menjawab jujur. "Aku merindukan keluargaku di Seoul."

Suara Sohyun terdengar serak. Nara jadi kasihan melihat Sohyun terus-terusan menangis.

Terlebih, sudah seharian ini Taehyung tidak pulang. Ia sempat mengabarkan tidak bisa pulang cepat, karena masih harus mengurus beberapa hal di kota seberang.

Bisa jadi sore atau tengah malam baru ia tiba di kota Gidae.

"Saya tahu Nona sangat tertekan berada di sini. Tapi, Nona harus terbiasa. Awal-awalnya saja memang membosankan. Namun, lama-kelamaan pasti menyenangkan, itu pun kalau Nona mau menikmati kehidupan yang ada di sini." Nara mencoba untuk menghibur Sohyun. Meski ia pun bingung harus mengatakan apa.

SIR KIM [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang