Pt. 13 - The Road To The Real Home

3K 434 322
                                    

Halo atsi...

Terima kasih buat kalian yang komen dan vote di bab sebelumnya. Masih gak nyangka melebihi target.

Komen kalian bawa energi positif buat aku. Seharian ini aku coba nulis, tapi baru bisa selesai malam ini.

Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Selamat membaca.

.

.

Pukul 08.30, Sohyun masih setia bergelung di balik selimut yang menutupi tubuh polosnya. Padahal matahari sudah bersinar terang di luar sana.

Tidak masalah. Toh hari ini tidak ada jadwal latihan, Taehyung tidak mengizinkan Sohyun untuk ikut latihan dulu sampai istrinya sembuh.

Astaga, mengingat kelakuannya semalam. Taehyung merasa sangat bersalah, tapi di samping itu Taehyung juga merasa senang.

Semalam itu adalah permainan terbaik mereka. Dan itu tidak hanya berlangsung sekali saja.

Tirai jendela kamar sengaja tidak dibuka, karena Taehyung tak mau tidur istrinya terganggu setelah pergulatan panas mereka semalam.

Taehyung sudah habis mandi. Pria itu hanya mengenakan sepotong handuk, membiarkan tubuh bagian atasnya terbuka.

Usaha Taehyung untuk membentuk otot tubuhnya membuahkan hasil. Butuh bertahun-tahun mendapatkan delapan kotak sekaligus di perutnya.

Bagian itu paling disukai para wanita.

Dulu Taehyung sering membiarkan perutnya dibelai secara bebas oleh wanita manapun yang ia bawa ke atas ranjang. Namun, sekerang tidak lagi. Satu-satunya yang bisa menyentuh dirinya hanya Sohyun dan ... ketukan di pintu kamar menyadarkan lamunan Taehyung.

Pria itu melangkah dan langsung membuka pintu.

Nara sempat melihat ke dalam kamar. Tidak perlu dijelaskan, Nara sangat paham. "Waktunya sarapan, Sir."

Taehyung melirik ke arah ranjang. Lalu berbalik menatap Nara. "Nanti saja sarapannya. Sohyun masih tidur."

"Baiklah kalau begitu."

Nara tidak langsung pergi. Membuat Taehyung bertanya-tanya, sebenarnya apa yang mau wanita itu lakukan. Atau apa yang sedang wanita itu pikirkan.

"Nona Im, apa kau akan terus berdiri di situ?" tanya Taehyung sangsi. Takutnya ada hal serius yang ingin Nara bicarakan.

Tangan Nara bergerak memperbaiki jepitan gulungan rambutnya. Kemudian ia melihat ke sekeliling, tidak ada orang lain. Syukurlah.

"Semalam saya mengantar makanan ke kamar Nyonya. Semakin hari kondisi psikisnya semakin buruk, saya takut Nyonya stres dan berbuat hal yang tidak kita inginkan."

Taehyung mendengus pelan. Ia keluar, menutup pintu kamar. Pembicaraan mereka yang satu ini tidak boleh didengar oleh Sohyun.

"Aku sudah berjanji akan melindunginya. Jadi, tidak usah khawatir. Aku pastikan dia baik-baik saja."

Sayangnya itulah yang Nara khawatirkan.

Janji.

Seseorang yang terlalu banyak janji, bisa jadi akan mengingkarinya. Lalu berjanji lagi.

SIR KIM [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang