Epilog

5 2 0
                                    

Waktu terus berlalu dan memulai dunia baru. Luka lara mulai memudar dan ingatan menyakitkan perlahan hilang. Peterrion Hanasta memulai kehidupan barunya disekolah yang baru pula. Kini sorot matanya terlihat hidup dan pastinya lebih bahagia. Dan itu bukti jika semesta juga menyanyanginya.

Embun dipepohonan juga sepoi angin yang sejuk setelah hujan menembus tulangnya. Benar tebakan kalian, Hanasta ingin menepati janji bersama sahabatnya yang telah berpulang. Dia duduk di bangku yang sudah reyot tempat biasanya menghabiskan waktu.

Helaan nafas dalam diambilnya, dia menatap kearah langit yang sedang menampakkan deretan warna indah yang selalu diceritakan dengan sahabatnya dulu. Ini kah yang namanya pelangi? dia benar-benar bisa melihat deretan warna itu.

Tanpa disadari, pipinya sudah basah karena bulir air mata yang jatuh tanpa sengaja. Perasaannya senang, namun tetap ada yang kurang. Seandaiya dirinya ada disampingnya dia akan sangat bahagia.

"Ku harap kau lebih banyak mendapatkan kebahagian di alam barumu. Terimakasih banyak karena mau menjadi sahabatku. Aku harap dikehidupan selanjutnya aku tetap ingin menjadi sahabatmu." Hanasta bermonolog sembari menatap langit dengan senyum getir yang menghiasi raut tampannya.

Harsa diibaratkan seperti pelangi, hadirnya memang sesaat namun disaat yang tepat. Semua duka dan bahagia datang bergantian. Jangan terlalu banyak menyalahkan semesta karena dia adalah dalang yang menjalankan kehidupan manusia.

○○○○○○

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang