10. Kamu Lucu dan Aku Bodoh

4 1 0
                                    

Lekat betul ingatan ini saat kamu pertama kali datang menghampiri seraya membawa mawar dan cokelat, kemudian menyerahkan padaku seraya berujar, "Aku ingin menemanimu kini hingga nanti." Aku sempat menolak dan kokoh dengan pendirianku untuk tidak menjalin hubungan. Tapi, kamu tetap bersikeras meyakinkan. Kamu mengimingi ekspetasi dan menabur banyak janji, hingga akhirnya aku luluh.

Namun, itu sudah lalu. Sekarang, chat darimu saja sudah tidak ada. Kamu sudah hilang dari pengindraanku entah ke mana. Kata temanku, waktu itu kamu hanya penasaran. Dan setelah kamu runtuhkan pendirianku. Kamu pergi begitu saja tanpa mengucap 'selamat tinggal' atau 'sampai jumpa'.

Mengenaskan dan menggemaskan. Ingin sekali kusentil ginjalmu kalau saja kita kembali bertemu. Dan, ya, aku memang bodoh membiarkanmu masuk sehingga kamu leluasa mengacaukan ruang-ruang perasaanku. Sementara kamu lucu sebab pergi begitu saja tanpa ragu.

Perasaan Seperti RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang