Kamu ingat, aku pernah bilang kalau perasaan cintaku seperi rumah rumah yang dilengkapi ruang-ruang. Ruang tamu aku samakan seperti pertemuan kita. Ruang tengah adalah cerita inti setelah pertemuan. Dan taman belakang adalah perpisahan yang tidak pernah aku inginkan.
Ruang tamu yang biasa tuan rumah gunakan sebagai tempat menjamu tamu sembari mengobrol dan meneguk teh hangat. Ibarat pertemuan aku dan kamu yang dijamu perhatian, sapaan-sapaan hangat, hingga obrolan panjang lebar kemudian. Lalu, ada ruang tengah. Ruang andalan keluarga menghabiskan banyak aktivitas seperti menonton TV, berkumpul membahas masalah penting dan tempat berkumpul keluarga pastinya. Seperti itu kisah yang dituiliskan aku dan kamu selepas bertemu. Kita menjadi lebih sering bertemu, jalan berdua menerobos jalan kota, nonton film berdua di bioskop seraya menikmati pop corn. Dan cerita indah lainnya. Kemudian ada taman belakang. Bagian dari rumah namun tidak menyatu dan ditumbuhi beragam tanaman. Aku tidak ingin mengajakmu ke sana. Sebab, ketika kamu ke sana, artinya kamu keluar dari rumahku. Dan yang aku takutkan dari itu adalah kamu tidak kembali lagi. Karena itu, aku harap, ketika kamu sudah kuizinkan masuk hingga ke ruang tengah. Cukup saja di situ, tidak perlu ke belakang dan keluar dari rumah miliku.
Silakan tinggal lebih lama di rumah ini. Atau perlu, menetap saja bersamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaan Seperti Rumah
RomancePerasaan seperti rumah yang dilengkapi ruang-ruang. Kamu bebas menentukan tamu mana yang layak masuk. Tapi, selayaknya tamu, dia berhak pergi dari rumahmu setelah urusannya selesai. Proses mencintaimu seperti menyusuri setiap ruang di sebuah rumah...