Jujur, ketika aku bertukar pesan denganmu lagi. Ada kekhawatiran yang menumpuk dan rasa takut yang menggunung. Sebab, aku takut jatuh lagi ke dalam cinta yang sama. Dan aku khawatir dipatahkan lagi seperti dulu.
Karena itu, pesan-pesan singkat yang kamu kirimkan pagi hari, sering kubalas sore kemudian. Pun dengan telepon-telepon yang kamu tujukan kepada nomor baruku. Jarang sekali aku indahkan.
Aku tidak berani mencoba lagi. Sebab, apa kamu ingat? Dulu, pesan-pesan singkat lewat media sosial yang mempertemukan dan akhirnya menyatukan kita?
Jadi tolong. Hentikan ucapan-ucapan selamat pagimu melalui pesan singkat dan berhentilah menelpon bertanya kabar. Aku takut.
Kini ... rumah yang ruang-ruangnya pernah kamu perhatikan lalu diabaikan sudah kurenovasi. Beberpa bagian pemberianmu sudah diganti dan cat kuning kesukaanmu sudah kubaluri cat biru sebagai bentuk penyegaran.
Sekali lagi, tolong hentikan, aku masih trauma dengan cerita kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaan Seperti Rumah
RomansaPerasaan seperti rumah yang dilengkapi ruang-ruang. Kamu bebas menentukan tamu mana yang layak masuk. Tapi, selayaknya tamu, dia berhak pergi dari rumahmu setelah urusannya selesai. Proses mencintaimu seperti menyusuri setiap ruang di sebuah rumah...