Me? You? and She?

17

#Me? You? and She?#

🍥

🍥

🍥

D
A
T
T
E
B
A
Y
O

"Aku tidak bermaksud memaksa mu.Aku terlalu emosi .Maaf kan aku, hime. "Ucap Naruto merasa bersalah karena terlalu memaksa Hinata untuk melakukannya.

Hinata hanya diam dan berjalan menuju lemari pakaian mereka.

Naruto beranjak dari ranjang dan menghampiri sang istri.

"Apa yang kau lakukan?. " Tanya Naruto, saat melihat istrinya itu mulai memasukkan pakaian-pakaian miliknya kedalam sebuah koper yang entah sejak kapan ada disana.

"Kau tidak boleh pergi kemana pun. " Naruto mengeluarkan pakaian-pakaian yang sudah dimasukkan oleh Hinata .

Hinata sama sekali tidak mendengarkan perkataan Naruto, dan terus memasukkan pakaiannya kembali.

"Hinata, ku mohon jangan pergi. "

Tanpa memperdulikan ucapan-ucapan permohonan dari sang suami. Ia terus memasukkan baju-baju nya kedalam koper.

"Hinata, tolong menurut lah. Aku tidak segan berbuat kasar, jika kau tetap pergi meninggalkan rumah ini. "Ucap Naruto yang mulai kesal karena diacuhkan oleh istrinya itu sedari tadi.

Wanita bersurai indigo itu sama sekali tak terpangaruh oleh ancaman yang dilontarkan oleh sang suami. Ia bahkan menganggap pria pirang yang sedang berdiri disebelah nya adalah sebuah batu.

"Hinata"

Hinata masih tetap diam.

"Oke.Kau boleh pergi. Tapi aku tidak akan mengizinkan kau membawa anak-anak. "

Mendengar perkataan Naruto itu membuat Hinata menghentikan kegiatan nya. Dan menoleh kearah sang suami.

"Mereka membutuhkan ku. Kau tidak bisa melarang ku begitu, Naruto. "

"Aku ayahnya. Aku berhak atas putra ku. "

"Asal kau tau,aku juga berhak Naruto. Aku ibunya, jika kau lupa itu. " Ucap Hinata dengan nada sinis.

"Aku tidak peduli. Aku tidak akan membiarkan mu membawa putra ku. " Ucap Naruto tak kalah sinis.

Hinata semakin kesal dibuat nya. "Kenapa kau egois sekali Naruto?. "

"Kau yang egois Hinata.Apa salah nya untuk tetap mempertahan kan pernikahan kita?!. " Bentak Naruto pada Hinata.

"Tentu salah. "

"Bahkan sangat salah. "Ucap Hinata yang terdengar sedikit berteriak.

Seketika suasana menjadi sangat hening.

"Coba bayangkan, apa yang terjadi kedepannya jika kita tetap mempertahan kan pernikahan ini. Mungkin bagi mu itu tidak masalah Naruto-kun. Karena kau masih bisa bertemu dan berdekatan dengan cinta mu. Tapi apa kau tidak pernah memikirkan tentang ku. Aku merasa sakit Naruto-kun, tidak secara fisik. Tapi.... "Akhirnya pertahanan Hinata runtuh. Ia sudah tidak tahan, rasanya sangat sesak jika ia terus menerus memendam apa yang ingin ia katakan selama ini . Dengan air mata yang mulai mengalir dari bola mata amethys nya yang sudah berkaca-kaca sejak tadi. Hinata melanjutkan perkataannya. " Hati ku sakit.. sangat sakit saat melihat orang yang kucintai tertawa bahagia bersama wanita lain. Aku ada disebelahnya, tapi ia malah mencoba mencari perhatian dari wanita lain. Aku ada untuk nya, tapi ia tidak pernah ada untuk ku. Aku mencintai nya tapi ia sama sekali tidak mencintai ku. Aku mengharapkan nya, tapi ia mengharapkan yang lain. "