Haii kamu yang baca cerita ini, terima kasih untuk itu!
Mohon dikoreksi dan selalu support yang terbaik untuk aku yaa!
Jangan lupa vote dan komennya!
Enjoy and Happy Reading!
————————————————————
Kabut tebal tepat berada di depan jendela kamarku, hawa dingin di seluruh penjuru kamarku yang membuatku sedikit malas untuk bangun di pagi ini.
"Vale.. Sayang.. Bangun yuk, ini hari pertama kamu dengan seragam putih abu-abu kamu loh.." panggil seorang Paruh Baya kepada Putrinya yang masih menutup seluruh badannya dengan selimut berwarna tosca abu.
"Ayo cepat bangun dan mandi udah kesiangan nih, selesai mandi langsung turun, kita sarapan bersama ya, Nak." panggil Arkan, Ayah Valerie. Seraya mengusap kepala anaknya.
"Eunngghhh..." balas Valerie yang mulai terusik akibat pergerakan tangan Ayahnya.
"Ayo bangun, udah ditunggu kakak loh di bawah. Ayah tunggu sepuluh menit, kita sarapan" ucap Arkan meninggalkan Putrinya menuju ruang makan."Eeunghh..." Valerie mencoba menyesuaikan keadaan dengan melakukan peregangan pada tubuhnya dengan mata yang masih tertutup.
Setelah semua nyawanya terkumpul, dia langsung mengambil handuk dan bersiap untuk mandi. Entah mengapa gadis itu sangat senang hari ini, atau karena hari ini dia telah menjadi pelajar SMA? Entahlah.
----
"SELAMAT PAGI!!!" teriak Valerie yang masih berada pada anak tangga kedua.
"Wih tumben nih, semangat banget putri ayah hari ini" tanya Ayah heran ketika melihat anak bontotnya sangat bersemangat hari ini.
"Gatau tuh, dari semalem dia heboh, katanya, udah jadi anak SMA" sahut Clara yang juga merasa terheran-heran.
"Ck, baru jadi anak SMA aja senengnya udah kaya ketemu Doyoung" sambungnya kesal, melihat kelakuan adik nya itu.
“Sudah-sudah kalian itu ribut terus, masih pagi ini.." Ayah datang langsung menengahi keributan antara keduanya.
"Yaudah, duduk dahulu.."
Setelah sarapan selesai, Valerie dan Clara langsung berpamitan kepada Ayahnya untuk berangkat ke sekolah. Mereka berdua bersekolah di satu sekolah yang sama.
"Vale dan Kakak udah selesai. Kalau gitu kita berangkat ya, Yah. Assalamualaikum" pamitnya sambil menyalimi tangan Ayahnya.
Pagi ini cuaca sedang sangat baik, tidak ada hujan yang turun dari langit dan matahari sedikit tampak lebih redup daripada hari-hari sebelumnya.
Untuk pertama kalinya, Valerie menginjakkan kakinya di lingkungan sekolah yang sangat megah ini. SMA Harapan Bangsa, itulah sekolah menengah atas yang menjadi tempat baru untuk Valerie belajar, tetapi tidak dengan Clara, kakaknya. Clara di sekolah ini sudah menjadi siswa tingkat akhir, karena dia sudah memasuki masa-masa berjuang untuk masa depannya, tepatnya siswa kelas XII Mipa 2. Dia bukan primadona sekolah, tetapi siapa yang tidak kenal dengannya? Dia terkenal karena kepintarannya yang sering mewakili sekolah untuk olimpiade yang ada selama ini.
"Lo langsung masuk ke kelas, kelas lo di lorong sebelah kiri nanti ada tulisannya X Mipa 1. Gue mau ke kelas duluan."
Setelah kakaknya mengucapkan itu, Valerie langsung ke arah yang ditunjukkan oleh kakaknya tadi, tetapi dia tidak menemukannya, dan ternyata ada yang memperhatikannya sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi dengan Waktu
Teen FictionHappiness is when your parents smile, and you are the reason. Banyak yang bilang, Vale itu lemah. Namun tidak dengan Zaheen. Dimatanya, Vale adalah seorang gadis dengan nilai sempurna tanpa ada kekurangan sedikitpun yang membuatnya selalu merasa...