Mengapa?

28 6 0
                                    

Haii kamu yang baca cerita ini, terima kasih untuk itu!

Mohon dikoreksi dan selalu support yang terbaik untuk aku yaa!


Jangan lupa vote dan komennya!

Enjoy and Happy Reading!

————————————————————

Saat senja yang dihapus sang malam
Menjadi jalan penuh harapan
Namun tak ada lagi kesempatan
Kugenggam rapalan doa dalam merelakan

****

6 Agustus, bertepatan di mana lahirnya bidadari surga yang telah melahirkan dan membesarkan kedua putrinya di dunia ini.

Mungkin sekarang dia menganggap buah hatinya hanya Clara seorang, lalu bagaimana dengan Valerie?

Valerie menuliskan secarik surat untuk ulang tahun bundanya, tidak banyak namun sangat bermakna.

"Val ayo berangkat, kita udah telat nih" tanpa basa-basi mereka langsung berpamitan kepada Ayahnya dan bergegas pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Val ayo berangkat, kita udah telat nih" tanpa basa-basi mereka langsung berpamitan kepada Ayahnya dan bergegas pergi.

Arkan adalah seorang pegawai pabrik yang tidak lama ini perusahaannya melakukan PHK untuk beberapa karyawannya, dan Arkan juga terkena imbasnya. Itu yang menyebabkan Arkan harus mencari kerja lagi dan hal itu membuatnya untuk tetap diam di rumah dahulu.

"Gue duluan ya, Dek" setelah mengatakan itu, Clara langsung meninggalkan adiknya itu. Valerie hanya menjawab dengan deheman yang samar.

Pada jam pelajaran pertama, semua guru-guru sedang rapat. Jadi, semua kelas jam kosong pada saat ini. Ada yang tidur di kelas, ada yang sedang bercanda gurau, dan ada juga yang menyanyi bersama di kelas masing-masing. Wait, itu di lapangan ada apa?

"Apa yang terjadi di sana?" tanyanya dengan jari yang menunjuk ke arah sebrang.

"Entah, mau lihat?" Celly pun juga tidak tahu apa yang sedang terjadi di sana.

"Udah ah kalian nanya mulu, gue mau cabut ke sana aja."

"Eh, tungguin!"

Mereka berdua langsung mengikuti langkah Kiara dari belakang. Ini ada apa? cuma main basket aja ramai nya seperti lagi undian lotre.

"Sekali lagi lo lakuin itu! Awas aja lo!"

"Sorry, gue enggak sengaja meer, sumpah gue enggak ada niatan kaya gitu."

Ilusi dengan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang