Alasan

22 5 0
                                    

Haii kamu yang baca cerita ini, terima kasih untuk itu!

Mohon dikoreksi dan selalu support yang terbaik untuk aku yaa!


Jangan lupa vote dan komennya!

Enjoy and Happy Reading!

————————————————————

Tak perlu lagi kau tanggalkan
Jika sekarang ingin meninggalkan
Keputusan sepihak yang memang tak bisa aku tolak
Bukan karena tak ada alasan untuk menolak

~~

Kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasanya, akan tetapi waktu selesai lebih awal dikarenakan gurunya sedang ada rapat dadakan.

"Oh iya gue lupa, gue kan ada janji sama orang itu" Valerie mengingat pesan yang ia dapatkan semalam.

"Lo mau kemana? Buru-buru amat" tanya Celly melihat gadis itu, seperti sedang terburu-buru.

"Em itu, mau ke perpus"

"Tumben" Celly mengangkat kedua bahunya tak mengerti, dan Kiarapun juga mengangkat salah satu alisnya dengan perasaan masih bertanya-tanya.

Valerie langsung menuju ke taman belakang sekolah, langkah kakinya melambat mencari keberadaan seseorang disana, sepi.

"Kok engga ada siapa-siapa?"

Dia berinisiatif untuk berlindung dan mencari orang itu dari balik pohon, namun..

"Mmm mmmm tol-mmm" Mulutnya terbekap, tangannya ditali ke belakang.
Dan sedetik kemudian,

Gelap? Jelas, dia tak dapat melihat apapun disana. Taman? Tidak, ini bukan taman tapi seperti sebuah ruangan hampa. Sepertinya, gudang sekolah.

"Eunghh" Valerie mencoba untuk menyadarkan diri, melihat ada sedikit cahaya di hadapannya.

"Akhirnya bangun juga"

"Lo siapa?" Valerie dengan kuat mencoba melepaskan ikatan ditangannya, namun ikatan itu sangat kuat.

"Kenalin gue Shiella, teman Kakak lo." Setelah berkeliling mengitari kursi gadis itu, dia memberi tangannya yang mengisyaratkan untuk berjabatan tangan dan dengan memperlihatkan wajah liciknya itu .

"Lepasin gue, apa sih yang lo mau dari gue ? Gue engga pernah ngusik kehidupan lo"

"Gue udah bilang, ke lo!" Dia menggantung kalimatnya dan menunjuk ke arah gadis itu.

"Jangan pernah deketin Zahen!"

"Bukan gue yang ngedeketin, tapi Kak Zaheen sendiri!" Balas Valerie lantang dengan sedikit terbawa emosi.

"Zaheen milik gue!" Perempuan itu mengotot dengan harapannya.

"Itu bukan urusan gue" Valerie tidak menghiraukan apa yang perempuan itu ucapkan. Ia hanya ingin bebas dari sini.

"Lo masih berani sama gue ya" Dia menampar Valerie dengan kuat dan langsung melangkah mundur untuk mengambil sesuatu, DAMN!

"AWW" Lirih Vale.

Bugh!

Bugh!

"Siapapun tolong aku" Batin Valerie berharap ada yang datang untung menolongnya.

Aduh, ada apa ini? Kenapa perasaan gue ga enak ya? Vale dimana?

"Kak Farrel, Kak Zaheen ada dimana?" tanya Celly cemas, dia ingin menanyakan keberadaan sahabatnya itu pada Zaheen, namun, Zaheen sendiri tidak ada disana.

Ilusi dengan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang