Haii kamu yang baca cerita ini, terima kasih untuk itu!
Mohon dikoreksi dan selalu support yang terbaik untuk aku yaa!
Jangan lupa vote dan komennya!
Enjoy and Happy Reading!
————————————————————
Bayanganmu selalu hadir
Tidak dengan kamu yang telah berakhir****
“Gue enggak papa kok kak, cuma pusing dikit bentar.”
Bohong, Valerie hanya sedang berusaha untung menutupi apa yang dia rasakan sebenarnya.
“Yaudah lo istirahat di sini, tunggu gue selesai kelas hari ini. Stay di sini, jangan ke mana-mana.” pintanya agar Valerie tetap beristirahat di ruangan yang serba putih dengan bau obat-obatan yang cukup tidak sedap.
Setelah hari itu, Valerie selalu membawa inhaler nya kemanapun dan dimanapun dia berada.
Aku rindu bunda, bagaimana keadaan bunda sekarang?
"Vale, mengapa nangis? Masih sakit ya? Atau.." sebelum ucapan itu selesai diiucapkan, Valerie langsung memotongnya.
"Engga kak, gue enggak papa. Gue cuma lagi rindu bunda aja."
Clara tak tega melihat adiknya yang seperti ini, mengapa dia harus merasakan ini semua Tuhan. mengapa engkau tidak memberikannya padaku saja?
Bunda Calling...
[Assalamu'alaikum.]
[Waalaikum salam.]
[Ada apa? Kamu butuh sesuatu? Atau uang jajan kamu kurang?]
[Stop, Bunda! Apa aku telepon bunda hanya untuk itu? Apa bunda pernah berpikir dan bertanya tentang keadaan kita di sini? Yang bunda pikirin selalu aja aku, apa bunda enggak pernah sebentar aja memikirkan keadaan Vale?]
[Bunda selalu mikirin kalian semua, bunda di sini kerja untuk kalian. Bunda cuma ingin yang terbaik untuk kalian.]
[Apa? Aku enggak salah denger? Bunda ingin yang terbaik untuk kita tetapi yang bunda lakukan justru membuat kita tertekan. Bunda sadar? Bunda selalu nuntut kita untuk menjadi sempurna!]
[Kalau kamu telepon bunda cuma karena ini, lebih baik bunda matikan panggilannya. Assalamu'alaikum.]
Tuttt, panggilan terputus.
~~
Matahari di sore ini sudah hampir tenggelam, hawanya pun menjadi sangat sejuk. Angin semilir menemani dirinya yang sedang duduk dengan earpods yang terpasang tepat di telinganya.
Hari ini adalah jadwal Valerie untuk les matematika, tak butuh waktu lama untuk mempersiapkan semuanya dan dia langsung pergi menuju tempat les seorang diri.
"Selamat sore bu, maaf saya hari ini terlambat.."
"Sore, silakan duduk."
Pembelajaran terhenti sejenak, semua mata langsung tertuju pada laki-laki yang sedang berada di ambang pintu, bukan karena permasalahan datangnya terlambat namun, semua pakaiannya basah kuyup karena kehujanan. OH TIDAK, HARI INI HUJAN DATANG!
Kedua manik mata sempat saling pandang, namun keduanya langsung memalingkan pandangannya.
"Berhubung guru pembimbing kelas 11 hari ini sakit, jadi hari ini kita adakan kelas gabungan 10, 11."
“Loh bu, wahh asyik nih, enggak paham materinya nanti, bu.”
Seperti itulah kalimat yang muncul seusai Bu Farah memberi penjelasan untuk kelas gabungan hari ini. Mungkin bisa terbilang, hanya Valerie dan laki-laki itu yang tidak bersuara sejak tadi.
Hari ini kelas sangat ricuh, mungkin efek guru pembimbingnya sakit yang membuat suasanya menjadi ramai. Sulit baginya untuk berkonsentrasi.
"Baik anak-anak, pembelajaran sore inicukup sampai di sini saja, sampai jumpa di minggu depan."
Semua orang berhamburan keluar kelas tanpa terkecuali Valerie dan laki-laki itu. Entah mengapa perasaannya hari ini sangat gelisah, apa yang akan terjadi setelah ini Tuhan? Biarkan aku bahagia kali ini, aku mohon.
Rembulan yang bersinar terang menemaniku duduk di bangku taman, danau yang indah di depannya. Tenang sekali rasanya.
Valerie duduk termenung dengan mengayunkan kakinya ke sembarang arah.
"Suasananya nyaman ya hari ini.."
Terkejut? Sangat terkejut mendengar suara itu, dia langsung melihat ke sekelilingnya, tetapi nihil, dia tidak menemukan apapun di sekitarnya. Di mana dia?
"Sedang mencari apa?"
Kedua matanya masih menyoroti lingkungan sekitar, siapa dia? Apakah dia makhluk tak kasat mata?
"Di depan kamu."
Valerie terkejut, tanpa suara, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang sedang duduk dihadapannya. Valerie merasa takut, tetapi dia tidak berpikir panjang, dia langsung bertanya tanpa basa-basi pada laki-laki yang ada di hadapannya itu.
"Lo siapa?"
"Tenang aja, gue bukan orang jahat."
Hanya ada keheningan yang menyelimuti antara keduanya. Angin tertiup kencang membuat dedaunan di sana beterbangan.
"Lo anak kelas sepuluh yang anak baru itukan?" Pertanyaan terlontar begitu saja dari mulut laki-laki itu, dia yang mendengar itu mendadak terdiam, dari mana dia tau itu semua? Oh, mungkin dia kakak kelas gue.
"Iya." jawabnya singkat.
"Bahaya untuk gadis sepertimu masih di luar rumah malam-malam kaya gini." Ucapnya tanpa melihat ke arah lawan bicaranya.
"Ck! Bukan urusan lo." Valerie yang ingin cepat-cepat pergi, namun tangannya tertahan oleh tangan laki-laki itu.
"Gue cuma mau bilang, jaga diri baik-baik. Suatu saat gue akan balik."
————————————————————
Gimana dengan bab kali ini?
Aku harap kalian suka!Jangan lupa vote yaa-!
Follow ig ku @oliviasagitha_
Sampai jumpa di chapter-chapter selanjutnya
Tanpa dirimu aku selalu baik-baik saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi dengan Waktu
Teen FictionHappiness is when your parents smile, and you are the reason. Banyak yang bilang, Vale itu lemah. Namun tidak dengan Zaheen. Dimatanya, Vale adalah seorang gadis dengan nilai sempurna tanpa ada kekurangan sedikitpun yang membuatnya selalu merasa...