Mata gadis itu terlihat membengkak usai menangis semalaman, rasa sesaknya masih terasa. Belasan panggilan juga puluhan pesan masuk dari Raka juga Aluna sama sekali tak ia hiraukan.Mobil merah milik Kanaya masih setia terparkir di depan sekolah SMA Global Surya, belum ada tanda-tanda mereka akan memasuki gedung besar tinggi berwarna putih itu.
"Ra, gimana? Mau bolos aja, nih?" tanya Kanaya dengan mengetuk-ngetuk kan jarinya di stir mobil.
Lentera diam tak menjawab, ia memejamkan matanya cukup lama, netranya terasa berat juga sedikit sakit.
"Masuk, Nay." jawab Lentera masih dengan mata terpejam.
"Serius, monyet!?"
Lentera hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Kanaya.
"Oke."
Mobil jazz berwarna merah itu mulai memasuki area parkiran SMA Global Surya, Lentera dan Kanaya kemudian berjalan di sepanjang koridor, banyak siswa/i yang melihat ke arah mereka dengan tatapan iba.
"Penghianat banget anjing, si Aluna."
"Gila ya Luna, nusuk Lentera dari belakang."
"Gak nyangka aja sih, muka Aluna kayak orang gak makan nasi anget, tapi dia adalah racun yang sebenarnya."
"Gue kalau jadi Lentera sama Kanaya juga pasti kecewa lah."
"Gak ada tau temen yang bener-bener temen."
"Iya, busuk semua."
Lentera mendengar jelas tuturan para penggosip SMA Gloya, Kanaya yang sedari tadi menggenggam tangan dingin Lentera turut mencoba menenangkan sahabat nya itu, Kanaya mengusap-usap lengan atas Lentera dengan pelan.
"Udah, Ra. Gak usah di dengerin."
Udah nyebar sampai sekolah rupanya, Batin Lentera sambil menampilkan senyum smirknya.
Sampai di depan kelas mereka, Lentera dan Kanaya melihat jelas Aluna yang sedang duduk di bangkunya dengan menundukkan kepalanya.
Terdapat banyak coretan juga sampah di mejanya, papan tulis kotor dengan banyak nya coretan abstark yang masih sedikit terlihat jelas beberapa tulisan disana, juga terlihat gambar yang tak begitu bagus memperlihatkan seseorang yang tengah hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA [Completed]✅
Fiksi Remaja[JUARA HARAPAN 5 dalam event Writora: bulan kelahiran 2021] Sejak malam itu, Lentera menghapus nama tengah dari kehidupannya. Gadis penyuka kopi espresso itu pun masih belum bisa berdamai dengan pemeran utama di keluarga nya. Terlalu sakit untuk di...