Mobil Abian terparkir rapih dihalaman rumah mininalis bertingkat satu, tak berbeda jauh dengan rumah Lentera yang mempunyai taman bunga disisi depannya. Yang membedakannya, rumah Abian penuh dengan tumbuhan hijau.
"Gak ada orang?" tanya Lentera saat Abian membuka handle pintu utama.
"Nyokap pulang sore."
Lentera hanya mengangguk singkat, saat mereka memasuki rumah itu bersama-sama, Lentera menatap kagum isi rumah Abian. Tak banyak figura yang tertempel didinding, hanya hiasan dan pajangan yang menghiasi rumah ini dengan indah. Saat Lentera melewati meja yang dipenuhi dengan hiasan miniatur, ia menoleh kearah bingkai kecil yang mencuri perhatiannya, anak kecil perempuan dikucir kuda dengan poni tipis sedang menggandeng lengan anak kecil laki-laki tanpa ekspresi. Lentera menyentuh bingkai kaca itu.
"Itu Kamila." ucap Abian membuat Lentera seketika menjauhkan jarinya yang sempat menyentuh foto itu.
"Ohh,"
"Nanti gue ganti pake foto kita." kata Abian tiba-tiba.
"Ehh, apaan? Gak gak, udah, bagus gitu aja." turur Lentera sambil berjalan mendahului Abian yang menatap punggung gadis itu dengan senyuman tipis.
"Mau kemana?" suara berat Abian membuat Lentera menoleh kearah belakang.
"Apa?"
"Salah jalan, kesana." tunjuk Abian kearah halaman belakang.
"Ah, hmm, ohh. I-iya iya tau gue.." decak Lentera, ingin sekali ia rasanya menghilang dari planet bumi ini. Ia sungguh malu sekarang.
Menyerah, akhirnya Lentera mengikuti arah langkah Abian dari bekakang menuju halaman belakang, tak henti-hentinya batin Lentera mengatakan bahwa ia kagum pada seisi rumah Abian, sepertinya keluarga Abian menyukai seni.
"Lo anak tunggal?" tanya Lentera sambil meletakan ransel nya di salah satu sofa dekat gorden.
"Hm." jawab Abian dengan dehaman.
Mereka telah sampai dihalaman belakang rumah Abian, cukup baik untuk dikatakan taman sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA [Completed]✅
Novela Juvenil[JUARA HARAPAN 5 dalam event Writora: bulan kelahiran 2021] Sejak malam itu, Lentera menghapus nama tengah dari kehidupannya. Gadis penyuka kopi espresso itu pun masih belum bisa berdamai dengan pemeran utama di keluarga nya. Terlalu sakit untuk di...