Aluna berjalan disepanjang koridor, saat ini ia masih mengenakan seragam SMA Global Surya. Ya, Aluna masih bersekolah saat semua siswa/i Gloya mengetahui bahwa Aluna sedang berbadan dua. Aluna tak perduli seberapa banyak tatapan menusuk dan perkataan yang sangat menyakitkan terdengar dikedua telinganya.
Orang tua Aluna meminta kepada kepala sekolah Global Surya untuk memberi Aluna waktu agar tetap bersekolah hingga masa kehamilan itu menginjak tujuh bulan, dengan berat hati kepala sekolah menyetujui hal itu.
Ruang kelas 11IPA2 yang awalnya terdengar ramai dan bising seketika berubah menjadi sunyi, dan beberapa anak yang berdiri langsung menduduki bangku masing-masing saat Aluna baru saja memasuki kelas itu, termasuk Lentera dan Kanaya.
Lentera yang awalnya menatap datar kearah Aluna langsung memutar hadapannya kearah Kanaya, mereka melanjutkan aktifitas mengobrolnya tanpa memperdulikkan keberadaan Aluna.
Semua seakan menjauhi Aluna, menganggap bahwa Aluna tak ada disana. Mereja sibuk masing-masing seolah Aluna makhluk yang tak kasat mata.
"Lo gak malu masih berani nampakin muka ke sekolah?"
"Muka tembok juga ya lo."
"Mental nya tebel, guys."
Hampir seluruh siswa/i diruang kelas 11IPA2 menertawakan Aluna, tapi tidak dengan Lentera dan Kanaya. Mereka hanya diam seakan tak mendengar apapun.
Aluna tersenyum getir, ia melangkah pelan kearah bangkunya melewati kedua sahabatnya itu.
"Bumil mah istirahat aja, ngapain capek-capek caper ke sekolah." ucap Gheya sedikit memekik dari ujung sana.
"Hahaa, nyusahin aja gak sih nanti pas liat dia bakalan bolak-balik ke kamar mandi karena mual." timpal Fara, yang sama circle dengan Gheya.
Beberapa siswi menyoraki Aluna terang-terangan. Tak ada perubahan apapun dari Lentera dan Kanaya yang tepat berada dimeja Aluna, mereka masih asik mengobrol dan sesekali tertawa. Aluna rasanya ingin mendekap tubuh mereka dengan erat saat ini.
Aluna menyentuh pelan pundak Lentera dari arah belakang, saat Lentera menoleh, ia langsung menepisnya dengan kuat membuat punggung tangan Aluna tersantuk di sudut meja.
"Awh." ringis Aluna.
"Lo ngapain dah!?" kata Kanaya membuat mereka menjadi sorotan kelas.
"G-gue mau gabung, Nay." pinta Aluna memelas.
"Lo gak malu, hah!? Harus nya apa Gheya bilang tadi bener sih, lo gak perlu repot ke sekolah anjing, ngapain!?" cetus Kanaya dengan sorot mata tajam.
"Gue juga gak mau kayak gini, Nay!" ntah sejak kapan air mata Aluna lolos begitu saja dari pelupuk matanya.
"Maksudnya sekarang lo nyesel, gitu? Cih.." decih Kanaya membuang arah pandangnya. "Gak guna, tolol!"
"Gue bener-bener minta maaf, gue gak tau bakal jadi gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA [Completed]✅
Novela Juvenil[JUARA HARAPAN 5 dalam event Writora: bulan kelahiran 2021] Sejak malam itu, Lentera menghapus nama tengah dari kehidupannya. Gadis penyuka kopi espresso itu pun masih belum bisa berdamai dengan pemeran utama di keluarga nya. Terlalu sakit untuk di...