Lentera mengerutkan keningnya saat Abian memarkirkan mobil di salah satu rumah sakit besar yang ada di Kota Yogyakarta. Tak ada obrolan serius saat di perjalanan, mereka lebih menikmati alunan musik dengan volume kecil itu. Abian pun tak kunjung membuka suara nya saat mesin mobil itu dimatikan.
"Mau jenguk siapa?" tanya Lentera menoleh ke arah Abian.
"Lo tunggu sini bentar, ya. Gue mau ketemu sama om gue di lantai tiga."
"Kenapa gue harus disini? Kenapa gak sama-sama masuk?"
Abian menggeleng. "Banyak virus, gak baik, gue cuma bentar kok."
Lentera menggelengkan kepala nya sambil menahan lengan Abian.
"Bentar aja, abis ini kita jalan."
Lentera gak menjawabnya, Abian sudah lebih dulu menutup pintu mobil dan melangkah pergi memasuki pintu utama rumah sakit. Lentera menyenderkan punggungnya, sebenarnya ia pun tak menyukai bau rumah sakit, tidak terlalu buruk untuk menunggu lelaki itu sekejap.
Bola mata hazel milik Lentera menatap sekeliling sisi mobil milik laki-laki yang baru saja ia kenal beberapa hari terakhir. Wangi tanpa stela jeruk, bersih tanpa debu, sepertinya Abian sangat memperhatikan kebersihan mobilnya.
Netra Lentera beralih pada gantungan mobil berbentuk botol kaca berisikan kristal yang didalam nya terdapat dua dadu, kemudian ditali lainnya terdapat palaroid foto anak kecil laki-laki memakai celana pendek dan kaos dengan gambar kura-kura ninja di depannya, Lentera menutup mulutnya, ia tertawa kecil, tak salah lagi anak kecil di foto itu adalah Abian, karena dibelakang foto itu terdapat tulisan pena 'Abi P' di sudut bawah.
Lentera kembali menyenderkan punggungnya, ia membuka ponselnya dan mengetuk satu kali pada aplikasi instagram, Lentera beralih pada kamera dan memilih filter yang pas untuknya saat ini, ia berniat mengabadikan momen nya hari ini dan mengupload ke story harian.
Hampir lima belas menit Lentera menunggu, seperti belum ada tanda-tanda seorang Abian akan datang, berapa lama lagi Lentera harus menunggu?
Lentera mengerjapkan matanya beberapa kali, ada rasa ingin membuka laci penyimpanan mobil Abian yang berada di hadapannya ini, lancang memang, tetapi rasa penasaran Lentera lebih besar daripada itu.
Laci penyimpanan itu sudah terbuka, terdapat beberapa kertas yang entah Lentera pun tak paham. Ada satu yang membuat Lentera tertarik untuk membawanya keluar, sebuah notebook sebesar telapak tangan berwarna hitam.
"Apa ini?"
Lentera membuka lembar pertama, tak ada tulisan apapun disana, hanya ada dua tetes noda merah seperti bekas darah yang sengaja dibiarkan mengering, ia membuka lagi lembaran demi lembaran yang kosong tanpa tulisan sampai noda merah itu tak nyata lagi di lembar ketujuh. Lentera mengendus pelan lembaran notebook yang berada ditangannya, tak tercium bau anyir darah, yang tercium di notebook itu hanya parfum Abian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA [Completed]✅
Teen Fiction[JUARA HARAPAN 5 dalam event Writora: bulan kelahiran 2021] Sejak malam itu, Lentera menghapus nama tengah dari kehidupannya. Gadis penyuka kopi espresso itu pun masih belum bisa berdamai dengan pemeran utama di keluarga nya. Terlalu sakit untuk di...