7. Menjadi ajang baku hantam

631 131 52
                                    

Selamat membaca.






"AYO AYO KAK SULTAN, AKKKKKKK!!"

"KAK SULTAN KEREN BANGET, NGET, NGET, ANGET!!"

"AAAAAAAAA!!"

Mingyu mendengus kesal. Kali ini Jaehyun tengah sparing dengan sahabatnya sendiri. Wajahnya itu loh! Serius banget! Jadi kan ganteng!

Mingyu gak rela bagi bagi:(

"Gibran anak basket kok jadi Sparing taekwondo sama Sultan? Goblok, udah tau dirinya kecil, sok sokkan!!"

Hyunbin menoleh, kemudian menyerengit, JUNED KECIL?

KECIL APANYA ANJIR!!

BADAN SEGEDE GITU.

"Yang lu maksud kecil apaan?" tanya Hyunbin bingung.

"Kecil mentalnya."

Widih!

Hyunbin sih nahan ketawa, kemudian tahanan nya terlepas mendapati June di kunci oleh Jaehyun. Posisinya tampak ngilu, dengan kondisi badan yang terbaring lalu tangan di tarik kuat kebelakang.

"Sakit woi, udah woi, udah!!"

Jaehyun mendengus, kemudian melepaskan kuncian nya. Matanya menatap pongah ke arah June. Kemudian bersitatap dengan Mingyu yang tengah menatapnya lucu.

"Gua mau ke pacar-"

Ucapan Jaehyun terhenti, mendapati seseorang yang berbadan besar, entalah, tengah mendatangi Mingyu.

"Ayo dek, saya udah dapat raketnya."

Mingyu sih iya iya saja, menepuk bokong semok nya, kemudian berdiri dan meraih raketnya sendiri.

Mata Jaehyun memincing tak suka. Itu dua anak mau maen? Tanding gitu?

Kalau tunggal gagapa-

BANGSAT, GANDA PUTRA.

Gagaga, Jaehyun gak ikhlas lahir batin.

Cowok yang baru selesai Sparing itu lantas berlari ke arah lapangan badminton, menarik kuat tubuh Mingyu hingga oleng ke belakang.

"Ngapain main sama dia?"

"Loh, Sultan. Aku cuma mau main,"

"Ya kenapa harus sama dia?"

Mingyu berkedip pelan, merasa Jaehyun tengah marah saat ini. Wajah pemuda putih itu merah sekali-

Seperti lambang partai PD-

jangan nanti ada tukang bakso lewat.

"Hallo, saya Ryan."

"Gua gak tanya."

Pemuda yang tengah memegang raket itu tertawa sungkan, kemudian menatap bingung ke arah Mingyu, seolah minta bantuan.

"Sultan, dia Ryan. Kakak kelas aku dulu waktu SMP." jelas Mingyu lembut, Jaehyun mendengus tak perduli. Menatap garang ke arah Mingyu dan pemuda di depannya ini gantian.

"Saya cuma mau main kok dek. Saya gak bakal deketin Saka. Dulu saya sudah di tolak. Saya sadar diri."

Penjelasan dari pemuda itu semakin membuat Jaehyun kesal. Tubuh yang menjulang tinggi, dengan bahu lebar, serta senyuman mengesalkan itu membuat Jaehyun tertawa licik.

"Udah di tolak kan? Ngapain main bareng Saka? Caper? Lu caper ke pacar gua?"

"SULTAN!"

Jaehyun tersentak kaget, mendapati Mingyu yang berteriak kepadanya. Pemuda manis itu sendiri juga kaget, lalu memasang ekspresi bersalah.

"Oke, serah lu. Gua cabut. Main sono yang puas."

Jaehyun berlalu begitu saja, tentunya di ikuti Mingyu.

Drama pertengkaran tadi itu berakhir, menimbulkan sorakan tak terima dari para penonton.

"Maafin aku Sultan. Maaf Sultan. Aku cuma gak suka kamu kasar seperti itu Sultan."

"Oke, gua salah. Yang salah gua."

"Gak gitu, Sultan,"

Menghentikan langkahnya. Jaehyun lalu menatap Mingyu dari atas hingga bawah.

"Bisa gak sih? Lu jangan manis sekali aja. Gua susah jagain nya."

"E-eh?"

Berlari kecil ke arah Mingyu, Jaehyun lantas menumpukan dahinya pada bahu pemuda manis itu.

"Saingan gua udah banyak Saka. Susah banget kayaknya punya pacar semanis elu. Bucinnya kagak nanggung nanggung, good looking semua."

"Gua cuma good rekening."

"Sultan jangan gitu. Aku sayang Sultan karena Sultan selalu ada buat aku. Aku sayang sama Sultan. Jangan banding bandingin Sultan sama orang lain."

Mendongakkan kepalanya, Jaehyun lantas menatap intens Mingyu.

"Cium boleh yah? Di pipi aja."

Dan yah, setelah mendapat anggukan kecil dari Mingyu. Jaehyun langsung mencium sayang pipi sang kekasih.

"Di pipi bawah boleh gak?"

"Hah?"


































































Fyi. Udah lama gak ekskul badminton. Terus tiba tiba tadi pagi ekskul keinget ff ini ehe.

Dahh♥️

Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang