Selamat membaca.
"Kamu udah tau sifat aku gini, aku emang friendly, Sultan, dari awal aku udah bilang kan? Kalau emang gak suka yaudah, omong baik baik."
"Capek gua baik baikin elu."
Mingyu tersentak, kemudian tersenyum tipis. "Oh yaudah, kalau capek. Gapapa. Aku minta maaf Sultan."
Mingyu langsung puter badan. Sumpah, slowmo betul, putar badannya. Berharap di tahan Jaehyun atau apalah.
Tapi nyatanya tidak. Motor Jaehyun sudah pergi berlalu sesaat setelah Mingyu membalikkan badannya.
Mingyu sakit hati.
Wahh, nyut nyut.
:(
Akhirnya dengan mata memerah menahan tangis, pemuda itu langsung berlari masuk ke dalam rumahnya. Meraung raung sekitar setengah jam, sebelum akhirnya mandi dan makan.
Meski sakit hati, Mingyu tidak lupa untuk mengisi perut.
Dari pada dia harus opname di rumah sakit gara gara lambung.
"Telfon Gibran aja lah." ujar Mingyu sambil memburu.
"Ya kenapa?"
Mingyu terdiam sebentar, sebelum akhirnya buka suara.
"Aku mau putus?"
Jelas terdengar pekikan kaget dari sebrang, Mingyu sampai harus menjauhkan handphone hitam itu dari telinganya.
"Eh tai, kapan kita pacaran?"
"Bukan sama kamu ihhh, sama Sultan."
Detik selanjutnya, June tampak berdehem panjang, seolah olah mengerti.
"Kenapa tiba tiba minta putus? Tadi pagi lu baek baek aja ama si Sultan."
Mingyu merengek, lalu berguling guling di atas kasurnya.
"Aku capek. Sultan selalu gak terima kalau aku ramah ke orang lain. Aku di bilang caper lah, terus di bilang gak ngehargai perasaan dia lah. Padahal aku loh cuma nyapa orang, aku gak ada niat selingkuh. Dia seenggak percaya itu yah? Sama aku."
June yang mendengar curhatan Mingyu langsung mendengus, kemudian berkata.
"Siapa yang jauhin elu dari cowo cowo tukang goda?"
"Sultan."
"Siapa yang antar jemput elu kalau sekolah? Padahal rumah dia beda arah sama rumah elu?"
"Sultan."
"Siapa yang selalu sabar ngadepin sifat elu yang manja ke gua?"
"Sultan..."
"Lah itu elu tau."
Bibir Mingyu bergetar, kemudian ia gigit perlahan. Serasa ingin menangis saja.
Kenapa dirinya baru sadar jika dirinya juga salah? Tidak menghargai perasaan sang kekasih?
:(
Harusnya Mingyu kan bersyukur punya pacar pengertian seperti Jaehyun.
Bukan malah ngelunjak.
"Huaaaa, aku salah. Hikss, ini gimana Gibran bantuin aku huaaa..."
June yang seketika merasa pusing, langsung mencoba mengambil jalan tengah.
"Siap siap, gua anterin ke rumah Sultan. Lu harus minta maaf."
Setelahnya, percakapan mereka berhenti saat Mingyu mengiyakan ucapan June. Pemuda tengil itu mencoba berdandan Serapi dan se manis mungkin, supaya pacarnya luluh.
10 menit kemudian, June sudah sampai di rumah Mingyu. Keduanya memacu kendaraan menuju rumah Jaehyun. Apa Mingyu tahu rumah Jaehyun? Jawabannya tidak. Karena memang pemuda tampan itu tidak berniat membawa Mingyu ke rumahnya. Untung saja, si June pernah datang sekali ke rumah Jaehyun, jadi aman lah.
"Udah sono lu masuk. Gua tinggal dulu. Ada apa apa telfon aja."
Mingyu menurut, turun dari motor June, lalu berjalan perlahan mendekati rumah Jaehyun. Hoodie warna putih yang dia pakai, di cengkram pelan. Merasa gugup. Tangannya bahkan sampai gemetar menekan bel.
Cklek.
"Cari sia-"
Ucapan Jaehyun terhenti, mendapati Mingyu yang sudah berdiri di depan rumahnya. Pemuda yang berstatus kekasihnya itu tampak menahan tangis, lalu langsung memeluk erat leher Jaehyun. Mendusel seperti bayi di sana.
"Hukss.. Sultan maafin Saka. Saka gak pernah ngehargai Sultan. Padahal selama ini Sultan selalu ngehargai Saka. Maaf banget huaaa.. jangan tinggalin Saka. Saka sayang sayang sayang banget sama Sultan."
Jaehyun yang tak kuasa menahan senyuman langsung mendengus geli, mengecup pelipis sang kekasih kilat.
"Iya cantik, udah di maafin. Jangan nangis lagi hm?"
Mingyu mengangguk, lalu mengecup pipi Jaehyun.
"Sayang Sultan banyak banyak."
"Sayang Saka juga."
"SULTAN ITU LAGI SAMA SIAPA HAYO? KOK SAYANG SAYANGAN?"
Fyi. Hmmm tidak jelass dah lah.
Bye♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Who?
Short StoryMingyu punya penggemar rahasia. Cowok, gapapa katanya. Tapi pas tau penggemar rahasianya itu Jaehyun, Kaget lah.