5. Datar

693 165 57
                                    

Udah lama gak update, sorry.

Mingyu itu tidak punya pegunungan.

Iya pegunungan yang kalau dia lari bisa boing boing.

Eh ada-

Tapi di bawah.

Enak kalau di remes.

Plak

"Njing, muka lu merah banget. Lu ngeres yah?"

"Van, bokong Saka semok banget anjir,"

Hyunbin mengalihkan pandangannya ke depan, di sana ada Mingyu yang menulis di papa dengan posisi sedikit membungkuk. Membuat bokong besar itu tercetak sempurna.

"Kalau buat ukuran cowok emang semok. Pantes ae pelajaran olagara banyak yang modus ada di belakang dia. Sekalian pegang pegang."

Jaehyun menyerengit tak suka, kemudian memandang ke arah Hyunbin.

"Serius?"

"Iya, kalau kagak percaya tunggu bentar lagi. Abis ini kan pelajaran olagara."

Jaehyun sih, hanya mengangguk sok keras, sambil kembali fokus ke depan.

Ke arah bokong Mingyu.

"Ayo ayo cepetan kumpul, bagi dua barisan."

Teriakan menggelegar dari guru olahraga, cukup baik untuk mengawali jam ke 4 siang ini. Jaehyun sendiri yang memang suka modus langsung menarik Mingyu ke belakang, agar bisa berdiri persis di sampingnya.

"Loh, Sultan ngapain ih?"

"Disini aja, di depan panas. Nanti lu pingsan kayak waktu itu gak lucu."

Mingyu hanya mengangguk seadanya, kemudian mengikuti intrupsi pemanasan dari sang guru dengan baik. Berbeda sekali dengan Jaehyun-

Bahkan sebatas menggerakkan jari pun dia malas.

Curiga jika bernafas bisa di pending, dia akan menghirup nafas 2 kali dalam sehari, karena rasa megerannya yang tinggi itu.

"Materi hari ini bola basket. Regu akan di bagi menjadi 2, yaitu perempuan dan laki laki terpisah."

Jelas, sorakan tak terima muncul dari para kalangan lelaki.

Padahal di kesempatan yang berbahagia ini, harusnya mereka bisa menyenggol atau paling tidak menonton kurang dari 10cm bagaimana dada para wanita itu bergoyang ria.

"SETUJU PAKK, DI PISAH AJA. NANTI YANG COWO MALAH ANEH ANEH!!"

"Aneh ngapain emang, yah?"

Dang

Pertanyaan yang sungguh luar biasa polos itu keluar dari bibir Mingyu. Ujung mata Jaehyun berkerut, menahan diri agar tidak tersenyum.

Ingat, imagenya itu dingin jika di depan banyak orang, jadi Jaehyun harus bisa mengontrol ekspresi nya sebaik mungkin.

"Mungkin nanti yang cowok bisa sengaja nyenggol dada para cewe." jawab Jaehyun cuek, sambil sesekali melirik ke arah lapangan, yang kini tengah di kuasai para kaum hawa.

Meringis ngilu, bagaimana bisa itu di sebut bermain bola basket? Jika bolanya saja mereka sembunyikan di tubuh mereka, kemudian berteriak tidak jelas.

"Kamu- kalau di kasih kesempatan kayak gitu? Bakal senggol senggol juga?" tanya Mingyu penuh selidik. Matanya menajam, bibirnya juga mencebik.

"Gak."

"Gak nolak."

"Serius enggak?"

"Enggak, sayang,"

Pipinya memerah hebat. Mingyu benar benar lupa jika dia dan Jaehyun sudah resmi tadi malam.

Ugh- pacar barunya itu tadi lagi juga menjemputnya, untuk pergi ke sekolah bersama. Sangat romantis.

Tak berselang lama, peluit kembali berbunyi. Para lelaki yang tengah mengobrol ringan itu mendongak, menatap sang guru bingung.

Hei, ini baru berlangsung 5 menit, dan peluit sudah di bunyikan?

"Ganti yang cowok. Itu temen kalian yang cewe bukan main basket malah kejar kejaran sama bola." ucap sang guru dengan nada lemas.

Entahlah, sedang frustasi mungkin.

"Siap pakk!!"

Baik, tim di bagi 2 kubu.

Jaehyun, Hyunbin, June, Bangchan, dan terakhir Eunwoo.

Melawan

Mingyu, Jungkook, Bambam, Dokyeom dan Minghao.

Prittt

Bola di lemparkan ke atas, kemudian berhasil di dapatkan oleh June. Pemuda itu bergerak lincah, mungkin karena faktor dia merupakan inti basket sekolah, sama sekali tidak mengalami kesulitan untuk mencetak skor di babak pertama.

Bola kembali di rebut dan kali ini Mingyu berhasil mendapatkan nya. Bangchan, Hyunbin, Jaehyun tampak mencegat pemuda itu. Sedangkan Mingyu dengan lihai meloncat lalu mengopernya ke arah Jungkook, hampir berhasil, sebelum akhirnya Eunwoo ikut meloncat dan mengambil bola di tangan Mingyu.

Kedua pemuda itu bertabrakan satu sama lain. Dengan kondisi punggung Mingyu menempel di dada Eunwoo.

Yang bawa juga menempel ngomong ngomong.

"Ah, sorry sorry."

"Gapapa, aku gak jatuh kok, santai~"

Mingyu kembali bergabung dengan yang lain.

Tapi anehnya, saat pemuda itu berhasil mendapatkan bola, bukan hanya dari tim lawan, tapi dari timnya sendiri juga akan berada di belakangnya. Kemudian dengan sengaja membuat gerakan terdorong, agar bisa bersentuhan dengan Mingyu.

Seperti yang di lakukan Jungkook.

"Sorry sorry, lu oke?"

"Huh? Hehe oke kok,"

Aduh manisnya.

Semua para lelaki berbunga bunga tapi Jaehyun tidak. Auranya sudah seperti vampir yang haus akan darah, terlalu hitam.

Bugh

Jaehyun dengan sengaja mendorong bahu Jungkook, membuat pemuda itu oleh dan menabrak Bangchan.

Sedikit memberikan senyuman sinis, sebelum akhirnya kembali bermain.

Prit

"Oke oke, kayaknya pelajaran kita sampai di sini dulu. Kenapa kalian jadi seperti ingin tawuran? Hadeh. Yasudah silahkan istirahat dulu. Bapak akan kembali ke kantor."

Setelah sang guru pergi, Jungkook lantas menghampiri Jaehyun, mencengkram baju olagara pemuda itu.

"Maksud lu apa? Dorong dorong gua?"

"Maksud lu apa? Deketin pacar gua?"

Crap.

Cengkraman Jungkook mengendur, saat Jaehyun dengan licik mengecup pipi Mingyu.

Iya, di tengah lapangan.

Bodo amat lah di liat banyak orang.

Memang siapa yang berani dengannya? Dia ketua ekskul taekwondo sekolah.

"Eh, jangan cium cium!!!"


























Fyi. Setelah satu bulan baru bertemu hwhw. Byeee

80 vote= next

Dahh

Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang