22

566 76 10
                                    

Kalian esmosi?? om jiwon yang tanggung jawab
sekian terima yoongi

🍁

HAMPIR TIGA TAHUN telah berlalu. Dan sekarang, Yoongi berusia 23 tahun, Hoseok dan Namjoon berusia 22 tahun, Jimin 21 tahun, Taehyung 21 tahun, Jungkook 20 tahun, dan Seokjin 18 tahun.

Perubahan?? Ada banyak. Mereka bahkan tidak ingin membicarakannya tapi di sinilah mereka, diam-diam mengingat semua kenangan berharga dengan orang yang berubah dengan sangat cepat, orang utu adalah...

"Jinnie! Waktunya makan!" Hoseok berteriak, mengetuk pintu.

Seokjin hanya memutar bola matanya kesal lalu berteriak. "Aku sudah makan!"

"Tapi Jin--"

"Bisakah kamu berhenti memanggilku seperti itu?! Aku Seokjin!" Dia berteriak lagi, sangat sangat keras seperti geraman, yang didengar oleh semua orang di dalam rumah meskipun dia di dalam kamarnya.

Hoseok menghela nafas dengan setetes air mata yang jatuh dari matanya, ia segera menghapusnya. Dia tidak tahu apa yang terjadi-- apa yang terjadi pada Seokjin menjadi sedingin dan kasar ini.

Dimana Seokjin yang suka dipanggil 'Jinnie'?, Di mana Seokjin yang akan tersenyum cerah kepada mereka ketika mereka memiliki masalah? Di mana Seokjin polos yang mereka cintai? Di mana Seokjin kecil yang mereka simpan?

Seokjin kecil yang terlihat rapuh dan menawan. Begitu indah dan polos untuk dunia ini. Begitu cerdas dan peduli pada mereka semua. Seokjin kecil yang akan menyelinap ke setiap kamar hyung ketika dia mengalami mimpi buruk.

Orang yang akan memberi mereka kekuatan dan akan memeluk mereka sangat erat ketika mereka memiliki begitu banyak masalah. Orang yang akan melontarkan lelucon garing.

Satu-satunya Malaikat, Kim Seokjin mereka sekarang telah pergi. dan kepribadiannya berubah, ada begitu banyak perubahan dan jika mereka dapat memutar kembali waktu, mereka akan menghargai setiap momen yang dilakukan Seokjin.

Cara dia tersenyum, tertawa, canggung ketika menari, suara malaikat saat dia bernyanyi, mata polos, Kim Seokjin tua.

"Seokjin-ah. Aku sangat merindukanmu yang dulu. kami merindukanmu." Jimin berbisik sambil memeluk Hoseok yang duduk dengan tatapan kosong di lantai, melihat dan menunggu pintu Seokjin terbuka.

"Maafkan aku, hyung." Seokjin balas berbisik, menghela nafas sambil membaringkan tubuhnya di tempat tidur lalu memejamkan matanya.

-----

"Seokjin-ah! Sarapan sudah siap!" Suara berat Taehyung terdengar di telinga Seokjin, membuat yang lebih muda memutar matanya.

Dia sudah bersiap-siap untuk sekolah dan dia tidak tertarik untuk makan bersama mereka. Dia lebih suka makan di kantin sekolah sendirian dari pada makan dengan hyung-nya.

Dia membuka pintu kamarnya dan melihat Yoongi-hyung nya di sana, berdiri tegak dengan kepalan tangan terkepal. Tapi Seokjin tidak bergerak sedikit pun, dia hanya memutar matanya ke arah hyungnya, bersiap untuk pergi.

"Kemana kamu pergi?" Yoongi mencoba tenang seperti yang dia inginkan, tetapi gagal, suaranya terdengar menakutkan dan serak seperti biasanya.

"Sekolah." Seokjin menjawab singkat, memutar matanya ke arah Yoongi lagi, membungkuk dan hendak pergi tetapi yang Yoongi memegang pergelangan tangannya dengan erat. "Apa?!" Seokjin berteriak kesal tetapi Yoongi hanya memegang pergelangan tangannya lebih erat.

"Kamu tidak akan pergi ke sekolah hari ini. Kita akan bicara."

"Permisi?! Apakah kamu bercanda?! Aku ada kuis hari ini!"

"Tutup mulutmu."

"Mustahil--"

"Aku bilang, TUTUP MULUTMU!"

Dan Seokjin akhirnya melakukannya. Dia dengan keras kepala menghentakkan kakinya menuju kamarnya dengan di ikuti Yoongi di belakang punggungnya. Ketika mereka akhirnya berada di dalam kamarnya, Yoongi menutup pintu.

"Sekarang katakan padaku apa masalahmu?" Seokjin bertanya dengan kasar, tidak peduli jika Yoongi lebih tua darinya.

"KAMU"

"Maaf?! Aku?!" Seokjin mengarahkan jarinya ke wajahnya sendiri dan Yoongi dengan dingin mengangguk.

"Sikapmu berubah menjadi sampah." teriak Yoongi. "Kami melakukan yang terbaik untuk memahami perubahan yang terjadi pada mu, tetapi sial, sikap mu semakin buruk." Dia menjelaskan.

Yang lebih muda hanya mengangkat alisnya, "Jadi?" Ucapnya kasar membuat Yoongi menggertakkan giginya.

"Dengarkan di sini, bocah. Aku tidak peduli jika ini adalah bagian dari setiap tahap kedewasaan remaja, tetapi aku sudah muak! Kami tidak membesarkanmu menjadi seperti ini! Sembilan bulan, Seokjin. Sembilan bulan kau tidak memanggil kami sebagai hyung-mu! Sembilan bulan sikap mu sangat kasar dan aku sudah cukup dengan itu. " Yoongi meledak kan amarahnya.

Tapi Seokjin hanya mengangkat bahunya yang lebar, "Lalu? Kau sudah selesai?" Dia dengan acuh tak acuh bertanya.

Yoongi menarik kerahnya dan meninju pipi kanan Seokjin pelan, membuat yang lebih muda sedikit menyeringai.

"Kamu semakin tua, kamu menjadi lemah. Setidaknya istirahatlah." Dia dengan bangga memberi tahu yang lebih tua lalu menyeringai.

Dia menyampirkan tasnya di bahunya lalu meninggalkan Yoongi yang tercengang dengan air mata yang mengalir di kulit putih pucatnya.

Dia membuat Yoongi menangis.

HYUNG [Jin x BTS] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang