Ch13

21 3 0
                                    

Chaerin memandang kepergian taeyeon dan baekhyun dengan senyuman tipis.

"kau ingin istirahat?" pertanyaan jiyong mengalihkan atensi chaerin.

Chaerin hanya mengangguk. Jiyong ingin kembali membopong chaerin namun gerakannya dihentikan oleh chaerin.

"ada apa?" kernyit jiyong.

"jangan menggendongku" cemberut chaerin.

"lalu?" jiyong semakin mengernyit.

"tuntun saja, aku tak mau membebanimu" ucapnya.

"ck, menuntunmu juga sama bebannya. Sudah lebih baik kau diam" ucap jiyong dan mengangkat tubuh chaerin lagi ala bridal.

Chaerin hanya mendengus dan menggerutu tak jelas, jiyong hanya memandangnya sinis.

"ji" panggil chaerin.

"apa?"

"kau esok sungguh pergi keakademik?" tanyanya dan diangguki saja oleh jiyong.

"apa oppa sudah menemukan siapa pelakunya?" tanya chaerin lagi.

"belum, maka dari itu aku dan baekhyun dipinta untuk datang keakademik untuk menyelidiki beberapa siswa yang dicurigai pangeran teddy" jelas jiyong.

"apa kau mencurigai seseorang?"

"sebenarnya ada, tapi aku tak yakin" jawab jiyong dengan hendikkan bahu.

Chaerin berhenti bertanya setelah mereka sampai didepan kamar chaerin, penjaga yang ada membukakan pintu kamar chaerin.

Jiyong melangkah masuk dan meletakkan chaerin ditempat tidurnya.
"siapa yang kau curigai?" tanya chaerin cepat saat jiyong sudah berbalik ingin pergi.

Jiyong memandang chaerin untuk beberapa saat.
"aku tak akan mengatakan sebelum aku membuktikan. Istirahatlah tak usah memikirkan apapun"

Chaerin mendengus mendengar jawaban jiyong, dan segera menutup tubuhnya dengan selimut.

"berhati-hatilah" ucap chaerin tanpa melihat jiyong yang posisinya sudah berada di ambang pintu.

Jiyong tanpa menjawab segera beranjak dan menutup pintu dengan rapat.











Jiyong tanpa menjawab segera beranjak dan menutup pintu dengan rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang gadis berlari sekencang mungkin disebuah lorong, dia hanya bisa menutup jalurnya dengan deburan tanah yang dia bisa.


Braakkk~


Dia terduduk dibalik pintu dengan mencoba mengatur deru nafasnya.

"ahhh... Eot-ttokhe. Appa hiks to-long hiks" gumamnya dengan isakan yang coba dia redam.

"aku ha-rus melaku-kan apa? Eohhh" dia bergumam takut, dengan memeluk liontin berwarna hijau zamrud.

Brraakk~

Hold OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang