Ch20

15 4 1
                                    

Dua dewa saling duduk ditengah lapang yang luas, lelah? Tentu saja. Mereka baru ingin menghirup udara yang terasa lama tidak mereka hirup dengan bebas.

Sebelum suara seseorang mengganggu mereka.
"ya dewa disisi timur terdapat penyerangan dari blue fire" suara salah satu pengawal membuat dua dewa itu berjengit.

"sialllll ae, aku hampir gilaaaaa" pekik mahadewa sing dengan beranjak.

"ayoo cepat kesana" saut mahadewa ae yang sudah berlari kesisi wilayah timur dengan para pengawal yang mengikuti.




--------------------------------------------------------




"tolonnnggg, inii sakittt"

"ahhh bantuuu akuu"

"sakittt sekaliiii"

"toloonnggg"


Brukkkk~

"astaga ya dewi, anda baik-baik saja?" suara pengasuh terdengar dengan membantu mahadewi saina untuk berdiri.

"ahhh aku baik bi, gomawo. Kita lanjutkan saja" ucapnya dengan beranjak.

Namun lengannya dicekal oleh pengasuh.
"ya dewi bisa istirahat dulu, kami akan membantu yang lain. Anda sudah terlalu lelah ya dewi" ucapnya.

"tapi bi aku tidak bisa. Lihat mereka membutuhkan bantuan kita" ucapnya.

"tapi anda juga butuh istirahat ya dewi, jika anda memaksa akan membuat anda ikut terjatuh, jika hal itu terjadi tenaga kita akan berkurang. Saya mohon anda istirahat sebentar"ucapnya membujuk.

"saina" panggil mahadewi crisi.

"cris"

"bi pergilah bantu yang lain, dan tolong mintakan obat pada tabib lalu obati yang disebalah sana" pinta mahadewi crisi dengan menuding sisi belakangnya.

"baik ya dewi, saya permisi" pamitnya dan diangguki oleh crisi.

"kau perlu ku obati dulu. Kakimu juga terluka sain" ucap mahadewi crisi.

"tapi, mereka lebih terluka cris, lihat lukaku tak sep-"

"berhentilah keras kepala, ayo aku obati dulu" ucap mahadewi crisi tegas.

"ohh bi tolong ambilkan ramuan ditenda kerajaan, dan bawakan padaku disana" ucap mahadewi crisi yang menghentikan salah satu pengasuh.

"baik ya dewi" jawabnya.

Mahadewi crisi menuntun mahadewi saina duduk dibatang pohon yang tumbang.

Dengan perlahan dia menyibak gaun mahadewi saina sebatas lutut dan benar dugaannya bahwa lutut mahadewi saina terluka, dia sudah beberapa kali melihat mahadewi saina terjatuh karna terburu-buru.

"cris, bagaimana bisa seperti ini" ucap mahadewi saina dengan menatap sekelilingnya.

"aku tak tau, aku hampir gila menghadapi ini semua. Yang pasti kita dituntut untuk tetap kuat, jadi aku mohon jangan menyakiti dirimu. Jika memang kau perlu istirahat kau harus istirahat, masih ada yang lain untuk membantu para warga" saut mahadewi crisi dengan menempelkan tumbukan daun untuk mengobati luka mahadewi saina.

"maaf ya dewi, ini ramuannya" ucap pengasuh yang dipintanya tadi.

"gomawo, kau bisa lanjutkan kegiatanmu" ucap mahadewi crisi.

"minum ini dulu, dan beristirahatlah sebentar" ucap mahadewi crisi dengan menyodorkan teko kecil yang berisi ramuan.

Mahadewi saina menurut.
"kenapa ini terjadi disaat seperti ini, kasian mereka merasakan sakit" ucap mahadewi saina.

Hold OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang