Akhir Tak Bahagia – Misellia
Dari banyaknya insan di dunia, mengapa dirimu yang aku sangka?
~Lemonade Love~
Sejak bulan Maret tepatnya awal perkuliahan semester dua, perkuliahan diadakan secara online karena wabah virus yang menyerang seluruh negara mulai parah di Indonesia. Hara yang masih tergolong maba harus terpaksa meninggalkan kampus tercinta di kota besar dan pulang ke kampungnya di Kalimantan.
Saat ini, bulan Mei dengan ditemani hujan Hara duduk berjibaku dengan tugas-tugas dari dosen yang tiada henti. Karena situasi mendadak karena Corona, kampus terlihat kualahan dan mengalihkan semua kelas pertemuan langsung menjadi sesi pemberian tugas. Bukannya bagus, hal ini malah menjadi tekanan bagi semua karena sulitnya belajar sendiri di rumah juga dihantui oleh tugas menumpuk bagi individu maupun kelompok.
Hara menghela napas dan menegakkan punggung yang mulai pegal, matanya menangkap langit gelap dari cela ventilasi ruang tamu. "Ga habis-habis astagahhh. Udah lapar, belum mandi, kenapa susah banget sih soalnya?"
Ting!
Pop up Line dari Yiren membuat fokus Hara teralihkan. "Ada apa ya?"
Dengan kebingungan ia mengangkat telepon sebelum sempat membalas pesan si penelpon. "Hih Ra, lu harus tahu hal ini. OMG, gue masih ga nyangka masa." Yiren yang heboh di seberang sana membuat Hara mengerut bingung.
"Jadi, apa yang perlu kutahu, Yi?" Hara me-loadspeaker panggilan kemudian menyimpan tugasnya yang masih setengah selesai, menyerah lanjut dan mematikan begitu saja laptop sambil mendengar Yiren yang masih mengungkapkan ketidakpercayaannya.
"Yi," tegur Hara saat berhasil membaringkan tubuh di lantai keramik ruang tamu, terlalu malas untuk pergi ke kamar tidur.
"Eh, sorry. Jadi gini, Johnny tadi nge-chat gua. Terus lu tahu apa yang dia bilang?" Hara menggeleng kemudian menjawab tidak dengan tidak berminat, pasti nih anak mau ngomongin pendekatan dia dengan Johnny yang semakin lancar di era pandemi ini.
"Sebenarnya ... JAYDEN SUKA SAMA GUE!" Teriakan itu membuat Hara agak menjauh dari sumber suara, sebelum meraih benda pipih berwarna ungu itu dan mematikan loadspeaker-nya sesegera mungkin.
"Hah?" Hanya itu suara yang berhasil dikeluarkan Hara, pikirannya berkelana mengingat kembali sosok tinggi dengan celana jeans dan kaos polos andalannya.
"Iya, Ra. Lu ga marah kan?" ucap Yiran mendadak kicep di tempatnya. Ia terlalu takjub dan heran di saat bersamaan hingga lupa menjaga perasaan pemiliki hati di seberang sana.
Hara menggulingkan badan ke sisi kanan dan mengingat kembali kapan terakhir ia mengingat pria yang berhasil membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat hanya dengan tersenyum. Gadis itu berusaha meraba kembali perasaan apa yang ia miliki pada pria itu.
"Nggak kok, Yi. Aku cuma syok aja," gumamnya walau masih mengerutkan dahi berpikir keras, memastikan perasaannya yang sebenarnya.
"Tadi gue chat-an sama Johnny, terus tiba-tiba keinget sama lu jadinya nanya ke dia, Jayden itu sebenarnya suka sama lu atau gimana, kok ga ada pergerakan? Terus dia bilang, 'Loh, dia kan suka sama lu, Yi. Dia sendiri yang cerita dulu, suer.' Gila ga sih?"
Hara mengerjap cepat, bingung harus merespon bagaimana. Menangiskah atau tertawa dengan kisah cintanya itu?
Tanpa bisa dikendalikan memori Hara berputar kembali saat awal kelas, Jayden tiba-tiba duduk di samping kanan Hara sedangkan di kiri diisi Yiran, Hara hanya diam sepanjang mereka mengobrol.
Di hari berikutnya hingga hari terakhir, pria itu duduk di samping kanan Hara dengan Yiran yang terkadang berada di samping kiri atau malah belakang karena terlambat masuk. Setiap berpamitan ia tidak hanya tersenyum pada Hara tetapi Yiren juga. Kemudian setiap Yiren menggoda kedekatan Jayden dan Hara, Jayden akan dengan cepat mengelak dan kabur.
Gadis itu tersenyum kecut setelah menyadari semua kegeerannya selama semester 1 lalu, terselip rasa iri karena Yiren berhasil mendapatkan hati Jayden.
"Inikah akhirnya?" Hara tersenyum kecut, walau dia masih bingung dengan perasaan sendiri, tetapi rasa kecewa itu muncul tak tahu diri merasukinya.
"Ra, lu okay?" Gadis itu hanya berdeham pendek dan menutup mata, tertawa pelan untuk kenyataan satu ini. Tuhan memang punya kejutan sendiri untuk tiap umatnya.
"Sorry ya, dulu suka ngolok lu sama dia. Gue ga tahu bakalan kek gini."
"Gpp, Yi. Aku putus dulu ya, mau istirahat." Hara beranjak setelah memutuskan sambungan, kepalanya pusing dan emosi bercampur aduk.
Sepertinya, ia memang perlu mandi dan mengakhiri kisah aneh satu ini. Menyimpannya dalam kotak tersendiri di dalam otak, dan suatu hari nanti ia berharap akan ada di posisi di mana dapat menertawakan kisah konyol ini kemudian menutupnya dengan sebuah kata ikhlas.
=THE END=
Doi yang bikin baper anak orang beda kelas sendiri, kikuk banget jadinya.
Terima kasih sudah mengikuti kisah Hara dan Jayden. TMI: kisah ini terinspirasi dari kisah nyata, termasuk ending-nya. Sekian terima gaji.
*Ai*
23 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade Love (Hara x Jayden)
Hayran Kurgu"Kantin yuk!" "Makan mulu dah lu, jadian sama dia kapan?" "Heh, tungguin ih calonnya Jayden!" Lemonade Love. © Agustus, 2021, @CatharinaNadia. All Rights Reserved.