KIM MINJU.
gadis cantik berusia 20 tahun.
-
Minju beranjak pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. hari ini, keluarga jaemin mengajaknya untuk makan malam bersama.
Sudah siap, minju langsung beranjak menuju mobil miliknya, berangkat dengan sopir pribadi, jaemin mengatakan ia tak bisa menjemput karna harus menyelesaikan proposal diperusahaan ayahnya.
" alamatnya disini non? ".
" iya paman.. Terimakasih" gadis berambut panjang itu langsung membuka pintu mobil "gak usah dijemput ya, nanti minju pulangnya bareng jaemin hehe"
" siap non.. " kata paman memberikan hormat, dan gadis yang berdiri itu hanya terkekeh.
Gadis itu pun mengetuk pintu "minju?kamu tampak sangat cantik sayang" ibu jaemin menegur, menarik pergelangan tangan minju kedalam, "minju tampak sangat cantik dan dewasa, sangat cocok dengan jaemin kami" Nyonya kim tersenyum, membuat yang dipuji tersipu malu.
Mereka tidak memiliki hubungan, saat jaemin ingin mengajaknya berkencan tiba-tiba sekali ibunya menawarkan makan malam bersama, jadi jaemin membatalkan kencan tersebut.
Jujur saja siapa yang tidak mengenal kim jaemin, ia pemuda yang baik, tampan, dan berhati tulus. Sedangkan minju adalah gadis pintar yang hanya menghabiskan waktunya dengan membaca buku di perpustakaan, ia sama sekali tidak mementingkan apa itu berpacaran sampai suatu hari tepatnya 1 minggu yang lalu, jaemin mendatanginya untuk mengajaknya berkencan, dan tentu saja minju menerimanya.
Ibu jaemin membawa minju ke meja makan mereka, gadis itupun langsung mengambil tempat tepat disamping kekasihnya.
Minju melirik kedua orang tua jaemin, mereka saling memberikan senyum menggoda.
" ngomong ngomong minju, paman tahu jika kamu baru menjadi mahasiswa, tetapi apakah kamu sudah memikirkan akan meneruskan bekerja dimana? " ayah jaemin bertanya.
Minju tersentak dengan pertanyaan yang tiba-tiba "s-saya berencana melanjutkannya S3 tuan kim"
"S3?!" ayah jaemin terkejut.
Jaemin menepuk punggungnya "sudah aku bilang yah, minju ini adalah gadis yang hebat" bangganya.
Ayah jaemin tersenyum "itu bagus nak, paman berharap putri paman juga seperti itu" ayah jaemin memasang wajah murung nya "sayangnya tidak"
Minju menaikan alisnya "jaemin memiliki saudari? Kakak atau adik? Ia tampak seperti anak tunggal" gadis ini terus bertanya-tanya dalam hati.
Jaemin menyadari dan mengatakan "gadis itu kakak ku, ia jarang dirumah" minju mengangguk, dan bisa dilihat, tampang ibu dan ayah jaemin terlihat murung, minju kembali melemparkan tatapan bingungnya, dan jaemin mengatakan "yah.. ia itu buruk, gadis pembawa sial"
Minju menganggukkan kepalanya sebagai tanda ia mengiyakan ucapan pemuda ini, walaupun didalam ia juga sedag bertengkar dengan pikirannya sendiri "seburuk itukah? Siapa namanya?"
"Apakah ia satu kampus dengan kita? " minju bertanya.
Jaemin menganggukkan kepalanya "ia satu tahun diatasmu min, jangan coba coba mendekati nya ya.. gadis itu hanya pembawa nasib buruk" membuat minju merinding mendengarnya.
Minju melirik ayah jaemin, wajahnya memucat dan ia melemparkan tatapan aneh pada putranya, seperti ingin mengatakan "berhenti jaemin, tidak seharusnya kamu membicarakan kakak perempuanmu seperti itu" dan itu semakin membuat minju bertanya-tanya seburuk itukah gadis ini.
Hening, ibu jaemin lalu memecahkan suasana "bibi memanggang kue, apa kamu mau, min?"
" itu pasti sangat enak bi, terimakasih" minju tersenyum.
Ibu jaemin langsung beranjak menuju dapur untuk mengambil kue yang dibuat, minju melirik melihat jaemin yang sedang sibuk mengetik dihandphonenya.
" ayah, aku akan menginap dirumah jeno hari ini"
" baiklah, dan jangan lup-" ucap ayah jaemin terpotong saat mendengar suara pintu rumah mereka.
DingDong~
" ini dia " batin minju.
Dan ya... Hal Pertama yang minju lihat, gadis itu tidak terlihat mirip dengan jaemin, berambut coklat dan diikat setengah ponytail berantakan.
Ia mengenakan kemeja putih oversize yang sebagian ia masukan ke dalam celana jeans robek, dan menggendong sebuah gitar dibahunya, terlihat buruk untuk gadis berusia 21 tahun, namun itu membuatnya terlihat sangat keren.
Minju melihat reaksi jaemin dan ayahnya yang terkejut.
" kamu bahkan tidak memberi salam pada ayahmu, dimana sopan santunmu? " ayah jaemin menegur putrinya.
" aku dimarahi karna kembali kerumah, ini sudah malam dan bukannya kalian selalu menghiraukan ku?" jawabnya sinis.
" HEII!!! " jaemin membentak, nada suaranya sangat berbeda dibandingkan saat gadis itu tidak ada disini.
gadis itu berjalan menuju meja makan mereka, mata kedua gadis itu bertemu, dan yang lebih muda merasa disetrum setelah melihat kilatan dimatanya.
Minju melirik jaemin yang sedang menatap kakaknya sinis, pemuda itu menarik kursi minju agar lebih dekat dengannya.
Tak lama, ibu jaemin kembali sambil membawa sepiring kue buatannya "maaf ibu terlambat karna teman ibu baru saja menelfon" ucapnya sambil meletakkan piring "kakak?? Kamu sudah kembali?" ia terkejut melihat putrinya.
" iya, bu" jawabnya ramah "aku mulai merindukanmu" ia lalu memeluk ibunya.
Mereka semua sedang membicarakan tentang sekolah, tetapi disisi lain gadis yang berambut panjang itu sedang fokus pada gadis disebrangnya.
Gadis itu tampak lebih sunyi, hanya fokus pada piring dan makanannya.
ia mendongak menangkap tatapan minju, gadis yang ditatap berfikir mungkin kakak dari teman kencannya ini tersenyum atau menyapanya, nyatanya tidak gadis itu hanya menatapnya dingin, dan minju langsung membuang tatapannya.
Gadis itu tak berbicara sampai makan malam selesai, ia beranjak ke dapur untuk mencuci piring nya, mengambil gitar yang sebelumnya ia tinggal disofa dan langsung pergi keatas tanpa berkata apapun, seperti tidak ingin mengganggu yang lain.
" maafkan aku tentang kejadian tadi ya" jaemin membuka topik didalam mobil "ia memang seperti itu, bakat terpendamnya memang membuat orang tidak nyaman, itu sebabnya aku tidak suka ia ada dirumah"
" tidak apa apa" minju menjawab "sedikit canggung, tetapi ia baik baik saja"
Pemuda itu meremas kuat setir mobilnya "dulu ia gadis yang baik, tetapi sekarang aku bahkan tidak tahan dengan kehadirannya"
Minju ingin bertanya, namun ia urungkan, lagi pula suatu hari nanti jaemin juga pasti akan menjelaskannya kan?
Tak lama mereka sampai dirumah minju, "terimakasih sudah makan malam bersama keluarga ku min" ia tersenyum.
" sama sama.. Hati hati dijalan" gadis itu tersenyum lalu keluar dari mobil, dan pemuda yang didalam melambaikan tangannya.
Lanjut?