Minju berbohong jika ia mengatakan jika ia tidak terus memikirkan chaewon.
Ia bingung, Ini bukan salahnya kan? Chaewon terlihat sangat menarik walau hanya memakai hoodie topi dan celana jeans, ditambah dengan rambutnya yang dikuncir kuda.
Mereka belum sempat bertukar nomor semalam, gadis itu melamun setelah melihat gadis yang ia sukai dari kejauhan, mereka tidak berada di satu jurusan yang sama, minju berada di jurusan psikolog sedangkan chaewon berada di jurusan seni dan olahraga.
" hei minjuu... "
" oh.. Hei winter... "
" apa yang kamu perhatikan sejak tadi? "
" A-ah.. Engg— tidak adaa.. " jawab minju dengan wajah merahnya.
" oh..begitu.. " winter mengejek.
" ngomong ngomong win, apakah kamu tahu jadwal jurusan olahraga hari apa? "
" eum.. Rupanya kamu menyukai salah satu anak olahraga ya?? " winter terus mengejek.
" yha!!! Apa? Tidak.. Cepat jawab pertanyaanku"
Winter memegang dahunya "heum.. Sepertinya setiap.. Eum hari ini, setiap hari kamis mungkin"
" begitukah? Baiklah.. "
Winter terus menggodanya "heii siapa yang sedang kamu incar minju-ssi"
" t-tidak ada... Yhaa... Mengapa wajahmu seperti ituuu" minju memukul lengan rekannya.
" haha... Cepat beritahu aku jika dirimu dan pemain bisbol itu sudah berkencan ya hehe"
Minju berteriak "yhaa... Apa apaan kamu ini, cepat pergi atau aku akan memberitahu karina unnie jika kamu terus mengejekku"" oke oke... Aku pergi, jangan lupa sebelum pulang nanti dekan ingin seluruh siswa berkumpul di auditorium min, jangan kelupaan"
" okee... "
Waktu sekolah telah usai, seluruh mahasiswa langsung berkumpul di Auditorium fakultas mereka.
Dan sangat mengejutkan, bagaimana chaewon duduk tepat diatasnya.
Minju sangat terkejut melihat chaewon yang masih bercucuran keringat memakai jersey bisbol duduk tepat diatasnya.
" sebenarnya apa yang akan mereka bicarakan? Ryujin mengomel.
Minju dibuat pusing oleh sahabat nya, ditambah chaewon yang terus menatapnya membuatnya melirik hingga tergelincir hampir terjatuh kearah bangku didepannya.
Minju membuka mata, pikirnya ia akan terjatuh kedepan karna bangku auditorium memang cukup tinggi, namun segenggam tangan berhasil menahannya.
" apa kamu tidak apa apa?" yang lebih tua bertanya, masih dengan wajah dinginnya.
Tiba-tiba ryujin berdehem, membuat chaewon langsung melepaskannya, dan itu membuat minju kecewa.
" a-aku tidak apa apa, terima kasih " minju menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah lalu melempar tubuh ke bangkunya.
" lain kali, Hati-hati " tambah chaewon dingin.
" apa apaan itu?? " potong ryujin.
" tidak " jawab minju, meskipun ia tahu maksud ryujin.
Minju bersorak dalam hati.
" dan sekarang, silahkan kalian keluarkan alat tulis kalian, untuk mencatat beberapa keperluan" ucap kepala sekolah.
" win, apakah kamu memiliki pena lebih?"
" tidak, kamu tahu aku selalu membawa satu kan min?" winter membalas sambil menggelengkan kepalanya, sejujurnya minju tahu dan itu ia jadikan alasan agar yang dibelakang mendengarnya, ia juga memiliki banyak alat tulis ditasnya, dan lagi lagi hal itu hanya ia jadikan alasan untuk berbicara dengan chaewon.
Sebelum ia berbalik untuk bertanya pada chaewon, seseorang didepan telah menyodorkan pena untuknya.
" kamu boleh memakai punyaku" katanya.
" o-oh.. " ucap minju berusaha menyembunyikan kekecewaan nya "Terima kasi—"
Pemuda itu menarik kembali pena nya sebelum minju meraihnya "tetapi kamu harus berjanji, harus berkencan denganku dipesta hyunjin besok malam"
Minju membulatkan matanya "tidak bisa, aku harus menjaga azzo besok malam"
" dia pasti akan baik baik saja, bawa saja peliharaan mu itu"
" tidak, azzo masih kecil dan ia tidak suka keramaian" minju terus menolak "sekarang berikan aku pena mu, aku sudah hampir selesai mencatatnya"
" maka berjanjilah, bahwa kamu akan berkencan dengan ku"
Minju menggelengkan kepalanya "sudah aku bilang aku tidak bisa serim"
" kamu harus " pemuda itu terus memaksa.
Tiba-tiba minju mendengar seseorang memanggilnya dari belakang.
" kim minju.. "
" Yhaa.. Kim minju.. "
Minju berbalik dengan senyun diwajahnya.
" kamu bisa memakai punyaku" chaewon lalu menyodorkan pena miliknya, dan minju harus mengakui bahwa chaewon terlihat sangat lembut hari ini, walau ia sudah memakai hoodie dan topi hitamnya.
Tatapan lembut chaewon langsung berubah dingin saat ia melihat pemuda didepan minju.
Minju bersyukur karna tadi pagi ia mencuci rambutnya harum, dan menggulung nya sedikit membuat nya sedikit bergelombang.
p...
authornya lagi kangen chaewon...