" c-chaewon.. "
Mereka sedang bersantai di restoran cepat saji milik ayah minju, sebenarnya minju menawarkan tempat lain, tapi chaewon mengatakan jika ia menyukai cheeseburger buatan ayahnya, jadi kadang ia berkunjung untuk membeli beberapa.
" ya?.. "
" apa kamu ingat saat kita berkumpul bersama yeji dan ryujin tempo hari? "
" tentu.. "
Minju menghela nafas "sebenarnya yeji unnie memberitahukan sesuatu padaku, dan aku hanya ingin menanyakannya padamu"
" apa itu?.. "
" ia mengatakan, kamu tidak menyukai kontak fisik. Tapi aku slalu memegangi tanganmu jika sempat, kenapa kamu tidak memberitahu ku?"
Chaewon mengangkat bahu "mungkin karna kamu sedikit ceroboh, kamu bahkan bisa terluka walau hanya menabrak batu krikil"
Minju tak menggubris ejekan nya "lalu bagaimana denganmu? Aku tidak ingin membuatmu tidak nyaman"
Chaewon menggelengkan kepalanya "tidak apa apa"
" serius? "
" aku serius.. "
" dan aku juga serius" bentak minju "kamu harus mementingkan dirimu sendiri dari pada orang lain, jika kamu tidak suka aku juga pasti tidak akan melakukannya"
" aku tidak keberatan jika itu dirimu"
Chaewon mengatakannya dengan cepat, hingga minju tidak sempat mendengarnya, chaewon berbalik menyembunyikan wajahnya, namun minju bisa melihat telinganya memerah.
" ngomong ngomong, aku mungkin harus pulang sekarang " ucap chaewon.
" oke.. " sahut minju.
" jangan lupa kirimi aku pesan jika kamu sudah tiba dirumah, atau aku akan kesana untuk memastikan dirimu tidak diculik'
" apakah itu hal yang buruk? "
" diculik? Tentu saja.. "
" bukan.. "
" lalu? "
" tentang, dirimu datang mengunjungi rumahku"
" oh, tergantung dirimu"
" kurasa itu bukan hal yang buruk" ucap minju.
" senang mendengarnya " sahut chaewon, beranjak dari duduknya.
Senyum minju terukir dibibirnya "selamat malam, chaewon" sambil melambaikan tangannya.
Chaewon sudah berdiri diambang pintu, ia ragu ragu untuk berbalik pada minju.
" jika kamu tidak sibuk, bolehkah aku mengunjungi rumahmu saat malam natal? "
Rasanya jantung minju ingin lepas dari tempatnya, ia belum pernah berkencan pada hari natal sebelum nya.
" aku pasti menunggumu.. "
" hei.. Apakah kamu dari fakultas keolahragaan? "
" ya saya.. "
" apakah kamu mengenal kim chaewon? "
" ck.. Kamu bertemu dengan orang yang tepat, perkenalan aku choi yena, mahasiswa semester 4, sebenarnya chaewon adalah temanku diasrama, tetapi ia jarang tidur disana dan lebih memilih tidur di apartemen nya sendiri, ngomong ngomong untuk apa kamu menanyakan tentang chaewon padaku?"
" sebenarnya aku membutuhkan bantuanmu"
" apa itu? "
" aku butuh jadwal kelasnya "
Ryujin berjalan gelisah didepan ruang departemen musik, ia ingin menemui chaewon.
Dan masalahnya, terdapat banyak ruangan digedung ini, dan itu membuatnya kebingungan.
Ryujin mengetuk pintu, ia mendengar seseorang sedang bernyanyi dari dalam sana.
" maaf karna mengganggu, tetapi sepertinya aku membutuhkan bantuanmu" ucap ryujin pada gadis pianis itu
" ada apa? " tanya gadis itu, gadis kecil dengan suara lembut dan sedikit serak, dan memakai aksen busan.
" apakah dirimu mengenal kim chaewon? "
" chaewon? Dia adalah salah satu composer untuk proyek ku, ayo ikutlah aku tahu ia dimana"
" terima kasih.. Eh? " ucap ryujin terpotong karna gadis itu menyodorkan tangannya.
" jo yuri "
" shin ryujin "
Mereka berjalan menyusuri lorong yang lumayan panjang, hening... Tidak ada yang berani memulai pembicaraan.
" jadi, apakah kamu bekerja sama dengan chaewon? Aku pikir ia sulit untuk diajak kerja sama"
" awalnya seperti itu" ucap yuri "aku sedikit berisik dan memulai semua pekerjaanku dengan terlambat haha, tidak seperti chaewon, ia adalah gadis yang gesit dan tidak banyak bicara"
" apakah kalian sering berdebat? "
Yuri menggelengkan kepalanya "tidak, kamu pikir dia akan melakukannya kan?"
" sepertinya ia tidak terlalu peduli "
" benar " sahut yuri.
" tidak mungkin jika kamu dam chaewon tidak pernah berkelahi walau hanya sekali"
Yuri memegang dagunya "hmm... Aaa aku ingat, kami pernah berkelahi hanya karna aku mengejek anak anjing peliharaannya, chaewon sangat marah waktu itu, membuatku ketakutan, bahkan aku melihat api dipupil matanya"
Ryujin membeku, ia kembali mengingat waktu ketika chaewon meliriknya sepeti itu saat ia meragukan dirinya, cara ia mencintai anak anjingnya sama seperti cara ia mencintai minju.
"Buka matamu" ucap chaewon waktu itu, ryujin tidak mengerti apa maksud dibalik kata-katanya waktu itu, dan sekarang ia paham.
Yuri terus berbicara tanpa jeda, sedangkan ryujin masih sibuk berkelahi dengan isi kepalanya, ia berbalik membuat yang lebih pendek terkejut.
" terimakasih karna telah menyadarkanku"
" tentu saja" yuri tersenyum "ngomong ngomong, untuka apa kamu mencarinya? "
" aku berhutang permintaan maaf, dan ku rasa, aku perlu membantunya "
//
p
Author nya lagi kangen chaewon nih..