12.[Pembunuh!]

2.5K 303 69
                                    

Siang harinya Bright baru saja pulang.

Bright memakirkan mobilnya didepan rumah. Tak sabar Bright ingin segera menemui Awin nya.

Bright sangat merindukan Awinnya ia ingin mengenduss pipi nya lalu mengunyel-nguyel pipi Win sesuka hatinya.

Bright berjalan masuk kedalam rumah.
Namun saat Bright melangkahkan kakinya kedalam, Perasaan Bright mulai tak enak. Seketika suasana rumah berubah menjadi sepi dan mencekam.

Dengan sangat terkejut, Bright melihat pintu dibalik karpet telah terbuka.

Pintu nya terbuka. Berarti seseorang telah memasukinya, apakah Win?

Jantung Bright rasanya ingin meledak saat ini. Tetesan keringat mulai bercucuran didahi Bright.

Bright langsung masuk kedalam ruangan bawah tanah itu lalu terlihat pintu perpustakaan telah terbuka.

Deg
Jantung Bright semakin berdegup tak karuan. Perpustakaan telah terbuka, berarti Win sudah melihat semuanya.

"Awin." Panggil Bright tergesa-gesa namun tak ada yang menyahutnya.

Bright langsung berlari menuju kekamarnya untuk mencari Win.

Bright membuka pintu kamarnya, ruangan terlihat gelap gulita. Bright menyalakan lampu saklarnya dan terlihat Win tengah duduk dikasur dengan tangan yang memeluk lututnya.

Mata nya merah, wajahnya basah akibat banyak menangis. Khawatir, Bright langsung memeluk Win.

"Awin, dengar ini tidak seperti apa yang kau lihat." Ucap Bright.

Namun Win tidak memperdulikannya. Sedikit pun, Win tidak menoleh kearah Bright. Pandanganya kosong menatap lurus.

"Apakah pembunuhnya adalah P'Baii??" Tanya Win yang pandangannya masih menatap lurus.

"Awin dengarkan penjelasanku dulu, sebenarn-"
Belum sempat Bright menjelaskan, Win lebih dulu menyelat perkataanya.

"Tidak perlu menjelaskan apa-apa. P'Baii hanya perlu menjawab pertanyaan Win." Ucap Win.

"Iya benar. Aku sudah membunuh tapi-" sekali lagi, belum sempat Bright melanjutkan perkataanya, Win lebih dulu menyelatnya.

"Sekarang lepaskan Win."
Ucap Win penuh kekecewaan.

"Tidak, dengarkan dulu penjelassanku awin!" Kekeh Bright yang semakin mengeratkan pelukannya pada Win.

Win memberontak, Win berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Bright.
"LEPASKANN!! JANGAN SENTUH WIN!! DASARRR PEMBUNUHH!!" Seketika amarah Win meluap begitu saja.

Win benar-benar tak menyangkah bahwa pembunuh nya adalah orang yang paling ia cintai.

"Awin, aku tahu bahwa perasaanmu sekarang tengah hancur. Tapi dengarkanlah dulu penjelassan ku." Ucap Bright berusaha menenangkan Win.

tidak, tidak, ia tidak tahu perasaan Win selama ini. Bagaimana hidupnya selalu dihantui rasa bersalah, takut, bingung, cemass.

Dan karna pembunuh(Bright) itu, Win selalu dikucilkan oleh orang-orang. Win selalu dijauhi karna kesalahan yang tak ia perbuat.

"Sekarang keluarlah. Win tidak ingin melihat wajahmu! Bahkan untuk memanggil mu dengan sebutan P'Baii saja Win sudah tidak sudihh!!!" Perintah Win penuh dengan amarah.

"Win tenanglahh. Aku akan menjelaskan semua-"

"KELUARRRR!!!!" teriak Win.

Win langsung mendorong Bright keluar kamar, dengan cepat Win mengunci pintu kamar dengan rapat.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang