14.[Leonardo da vinci-fiumicino]

2.4K 263 11
                                    

Dengan kondisi Win yang lemas karna 2 hari tidak makan apapun dan pikirannya yang stress benar-benar membuat dirinya sangat terpuruk.

Rasanya Win tak sanggup lagi untuk mengangkat tubuhnya sendiri. Tiba-tiba tubuhnya ambruk dilantai.
Pandangannya mulai kabur, ia tak dapat melihat apapun.

"Awin!" Tiba-tiba Bright muncul diwaktu yang tepat. Ia masuk melewati jendela kamar Win.

Mendengar suara Bright, Win berusaha untuk menguatkan dirinya.
"P'Baii." Panggil Win lemas.

"Awin apa yang terjadi padamu??" Tanya Bright yang sangat khawatir melihat kondisi Win.

Bright membantu mendudukan Win dilantai. Win masih sadar dan ia tak pingsang setelah mendengar suara Bright tadi.

Dengan cepat Win langsung memeluk Bright erat begitu juga dengan Bright.
Seketika tangis mereka pecah memenuhi ruangan, perasaan rindu telah mereka keluarkan melalui pelukan ini.

Jujur Win tak percaya jika Bright berada dihadapanya. Jika ini mimpi maka Win berharap untuk tidur selamanya.

"Win sangat merindukan P'Baii." Ucap Win dengan tangisannya.

Bright tidak mengatakan apapun, ia terus memeluk tubuh Win. Bright tak ingin cepat melepaskan pelukannya.
Jika waktu bisa dihentikan, Bright ingin terus dalam posisi seperti ini. Memeluk orang yang dicintainya.

Setelah beberapa saat, Bright melepaskan pelukannya. Ia menghapus air mata Win dengan jari-jarinya.
"Sudahlah jangan menangis." Ucap Bright dengan lembut.

Bright mengecup kedua mata Win dengan sangat lembut. Lalu membantu Win duduk diatas kasur.

"Kenapa tubuhmu sangat lemas? Apa kau tidak makan apapun?" Tanya Bright khawatir.

Win menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Saat P'Baii tidak ada, Win tidak selera untuk makan. Win habiskan hari-hari ini hanya untuk memikirkan P'Baii."
Ucap Win.

"Sekarang aku sudah berada disini bukan? Kalau begitu ayo makanlah." Ucap Bright.

Bright merogoh sakunya dan mengambil sebungkus roti.
"Ini makanlah. Setidaknya perutmu terisi."

Dengan senang hati, Win mengambil roti dari Bright dan memakanya dengan lahap. Bright tersenyum melihat bagaimana Win makan lahap seperti itu. Sudah berhari-hari ia tidak melihat moment ini.

Lalu Bright mengambil segelas air yang berada diatas meja kamar Win.
"Ini minumlah."

Win mengambil gelas berisi air tersebut dan meminumnya hingga habis.

Dengan memakan sebungkus roti sebenarnya tidak membuatnya kenyang, tapi setidaknya perut Win tidak kelaparan dan tubuhnya tidak lemas seperti tadi.

"Bagaimana P'Baii bisa keluar dari penjara dan kemari?" Tanya Win.

Bright menunjukan senyuman hangatnya.
"Aku bisa keluar dari penjara karna aku tidak membunuh orang-orang terdekatmu."

"Kalau P'Baii bukan pembunuhnya, lalu mengapa saat itu P'Baii mengakuinya?" Tanya Win kebingungan.

"Aku memang telah membunuh." Jawab Bright membuat Win semakin penasaran.

"Membunuh siapa?" Tanya Win.

"Apa kau ingat saat kau diculik? Sejujurnya aku telah membunuh semua penculik itu dan mengeboom tempat itu. Makanya saat itu aku cepat-cepat lari dari tempat itu dengan berasalan bahwa polisi akan datang." Ucap Bright menjelaskan semuanya.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang