Halo teman-teman dunia oren!
Jadi ini tadinya cerita "Luka" tapi saya ganti jadi "Hallo, Rea!" ini masih ceritain sosok Rayyan dan Rea yaaw. Tapiii, ganti alur, jadi untuk nama tokoh beberapa masih sama tapi beberapa sudah saya ganti. Untuk alur, saya revisi semua ya, bener-bener saya pakai alur baru.
Maaf jika merasa kecewa karena saya ganti, tapi semoga dengan alur baru ini teman-teman dunia oren bisa lebih sukaa!
Enjoy dengan karya saya yang baru ya semua ♥︎
♥︎♥︎♥︎
Reaichi Rodriguez, gadis pemilik tinggi badan 156cm, bulu mata lentik, alis tebal dan hidung pesek. Menggoes sepedahnya dengan susah payah lantaran jalan yang ia lewati adalah tanjakan, tangan kirinya sesekali ia gunakan untuk menyeka keringat yang mulai bercucuran. Ketika telah selesai melewati tanjakan itu, Rea menepikan sebentar sepedahnya, dia mengatur deru napasnya yang semula tidak stabil lantaran kecapekan menggoes.
"Lagian elah yak orang tuh kalo ngasih tau info soal apa-apa jangan ngedadak anjir, dikira gampang kali gue nyari perintilan buat besok MPLS," keluhnya.
Rea melihat beberapa kantung plastik yang ia gantung di stang sepedahnya, sesekali ia pukul untuk sekedsr melampiaskan kekesalannya pada kantung plastik berisi keperluan yang harus ia bawa besok ketika MPLS.
Setelah cukup lama Rea istirahat, gadis itu kembali menaiki sepedahnya dan menggoes arah pulang. Teralihkan, Rea kembali berhenti di salah satu minimarket dekat gang rumahnya. Mencari-cari minuman yang ia mau, lalu berjalan ke kasir untuk membayar. Rea tidak langsung pulang, tapi dia duduk dibangku teras minimarket sambil menikmati minuman yang dia beli.
"Aduh haus banget gilaa, ini gue remaja jompo berkedok jiwa muda. Baru goes begitu doang udah engap-engapan."
"Tapi gue gak salah anjing, walaupun gak ada juga si yang nyalahin gue sebenernya, hehe. INTINYA GUE KESEL BANGET LAH FAKK SAMA ANAK OSIS YANG NGASIH INFO DADAKAN GITU," dumel Rea. Gadis itu masih tidak terima dengan kelakuan osis di sekolah barunya ini.
Bagaimana tidak emosi, besok sudah waktunya masuk untuk MPLS tapi mereka baru memberi info jam 17.00 untuk membawa sebegitu banyak makanan, barang-barang yang menurut Rea tidak jelas. Bayangkan, gugusnya disuru bawa kain putih masing-masing 1 meter, dimana ada tukang kain buka sore-sore, untung saja dia berhasil nemu kalau tidak WAHH BISA-BISA PUSH UP.
"Lain kali kalo misuh-misuh jangan ditempat umum, dek. Malu diliatin."
Rea menoleh saat suara bariton masuk ke indera pendengarannya, laki-laki berbadan jangkung itu berdiri disampingnya sambil meminum soda yang Rea tebak sudah mau habis. Benar saja dia membuangnya tepat dikantung plastik di sepeda Rea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Rea!
Teen Fiction"Lagian nih ya ketua osis model gitu mah gak cocok menuhi kriteria calon pacar gue, mending gue jomlo, terus nunggu ganti periode ketua osis yang baru aja," ucap Rea. "Hei girl, who are you? Lo gak se-spesial itu di dunia. Kalo mau sama cowok yang s...