01 || MPLS

2.4K 218 172
                                    

Halooo

@s.zxcaca

Bisa follow ig saya jika berkenan ya.

Bisa follow ig saya jika berkenan ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥︎♥︎♥︎

"Kamu hari ini MPLS ya Re? Pulang jam berapa?" tanya Dafi—papi Rea.

"Iya, Pi. Gak tau, kayaknya sore juga deh bareng kakak kelas yang belajar biasa."

Dafi mengangguk lalu mereka melanjutkan sarapan pagi mereka, tidak ada suara selain dentingan sendok dan garpu yang saling beradu. Sebenarnya Rea tidak biasa makan nasi pagi-pagi, karena bisa memicu mulas dan berakhir buang air besar. Tapi Dafi memaksa agar pagi ini Rea mengisi perutnya dengan nasi, mau banyak kegiatan katanya jadi harus mengisi energi yang cukup.

Jika ada yang bertanya, kemana mama Rea? Mamanya sudah meninggal saat Rea masih menginjak kelas 1 SMP. Mamanya mengidap penyakit diabetes dan berujung komplikasi. Rea anak tunggal dari Dafi dan Mika—almarhum mamanya. Harusnya Rea punya adik, tapi adiknya harus ikut pergi dengan sang mama karena mamanya meninggal saat masih mengandung adiknya dengan umur kandungan 5 bulan.

"Papi kayaknya lembur hari ini, kamu pulang naik angkutan umum atau pesan ojol ya, Re," ucap Dafi saat sudah selesai dengan sarapannya.

"Tambahin uang saku aku kalo gitu, simpenan aku habis kemarin beli peralatan buat MPLS," balas Rea seraya nyengir memperlihatkan deretan giginya.

Dafi geleng-geleng melihat tingkah putri semata wangnya, tanpa menjawab pria itu membuka ponselnya dan menuruti apa yang putrinya bilang barusan.

"Cek m-banking kamu coba, udah Papi transfer. Jangan boros," pesan Dafi.

Rea tersenyum sumringah lalu membuka ponselnya, gadis itu bangkit dari duduknya lalu memeluk sang papi dari samping, gadis itu juga mengecup lumayan lama pipi Dafi.

"Makasih banyak Papi, i love youu so much." Rea mengeratkan pelukan pada Dafi.

Dafi terkekeh lalu membalas pelukan putrinya, sambil sesekali mengecup kening Rea. "You're welcome my daughter, love you more anak kesayangan Papi."

"Udah pelukannya, ayo berangkat nanti kamu telat," lanjut Dafi lalu bangkit dari duduknya

Rea mengangguk sambil melepas pelukannya pada Dafi, anak dan ayah itu jalan beriringan dengan Rea yang masih saja menempel dengan tubuh sang ayah, mereka jalan menuju mobil yang terparkir rapi di garasi.

Semenjak kepergian istrinya, Dafi selalu berjanji pada dirinya sendiri agar selalu mengusahakan apapun untuk putrinya. Bahkan Dafi rela pulang malam, selalu ambil lemburan jika ada, semua dia lakukan demi Rea putri semata wayangnya. Dafi ingin menjamin hidup Rea tercukupi, bukan hanya materi, Dafi juga selalu berusaha memberikan kasih sayang yang cukup untuk Rea. Walaupun kadang Dafi selalu merasa gagal jadi papi untuk Rea.

Hallo, Rea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang