@s.zxcaca
♥︎♥︎♥︎
Badan Rayyan menggeliat, tidurnya terusik saat suara dari pintu yang diketuk tanpa berhenti, ditambah alarm ponselnya yang tak kunjung usai. Rayyan membuka matanya, tangan Rayyan mengambil ponsel yang sedang dicharger dinakas samping kasur. Dia melihat ke arah jam dinding, sudah menunjukkan pukul 05.15 pagi.
"Rayyan bangunnn!" Suara dari arah pintu itu masih saja menggema diindera pendengaran Rayyan.
"IYAA INI UDAH MELEK YA ALLAHHH!" jawabnya sama teriak.
Dari suaranya sudah dibisa ditebak itu kakak perempuannya, karena kalau bundanya tidak akan sebrutal itu membangunkan Rayyan. Setalah dirasa nyawanya terkumpul, Rayyan jalan ke arah meja belajar dan meminum air putih yang selalu ia sediakan dalam botol minum. Kaki jenjangnya masuk ke kamar mandi.
Selesai dengan urusan mandi serta ibadah sholat subuhnya, Rayyan memakai seragam sekolahnya. Lalu memasukkan beberapa buku pelajaran yang sudah ia siapkan sejak malam tadi, dirasa semuanya sudah selesai Rayyan keluar kamar untuk menemui keluarganya yang pasti sudah menunggu dimeja makan.
"Pagi epribadii, gimana tidur kalian? Kalo aku si nyenyak bangett," ucapnya saat sudah turun dari tangga.
"Iya saking nyenyaknya gue bangunin dari jam setengah lima, kaga bangun-bangun. Kebo banget," cibir kakaknya.
Sebelum duduk dimeja makan, Rayyan menyimpan tas sekolahnya disofa ruang keluarga. Kebiasaan paginya selalu mencium pipi sang bunda, barulah Rayyan duduk bersebrangan dengan kakak perempuannya dan Mike yang duduk disamping ibunya. Iya, Rayyan memiliki kakak perempuan, dia anak bungsu dari orang tuanya.
"Suami lo kapan balik dah, Kak?" tanya Rayyan, laki-laki itu tersenyum saat sang bunda sudah mengolesi dua lembar roti tawar dengan selai cokelat kesukaannya.
"Lusa si katanya, kenapa lo nanya-nanya?"
"Buset deh nanya doang, emosi bener. Hamil lo?"
"AWH ANJING!" Rayyan terperanjat kaget saat kakinya diinjak dengan keras oleh sang kakak.
"Rayyan Ardana Abiputra, bahasa kamu." Rayyan cengengesan saat mendapat teguran dari Abi—ayahnya.
"Maaf, Yah. Lagian kaki aku diinjek sama Kak Acha," bela Rayyan pada dirinya sendiri.
"Ya Allah gak ada bosennya kalian berantem karena hal sepele. Udah, makan." Kini giliran Risa— bunda Rayyan yang menengahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Rea!
Fiksi Remaja"Lagian nih ya ketua osis model gitu mah gak cocok menuhi kriteria calon pacar gue, mending gue jomlo, terus nunggu ganti periode ketua osis yang baru aja," ucap Rea. "Hei girl, who are you? Lo gak se-spesial itu di dunia. Kalo mau sama cowok yang s...