37. Kebahagiaan

7.9K 370 38
                                    


Saat ini dua keluarga sedang berkumpul di kediaman Vano, keluarga Raina dan juga dirinya. Mereka semua berkumpul untuk sekedar mengobrol dan mengobati rasa rindu ke anak, kakak, dan cucu mereka.

Kebahagiaan jelas terpancar dari wajah mereka semua. Berharap kebahagiaan ini kekal.

Raina dan Vano sangat senang bisa berada di sisi anak nya, melihat mereka berdua tumbuh seperti sekarang ini.

"Ganteng nya Bunda" panggil Raina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ganteng nya Bunda" panggil Raina.

Ravan dan Ravandra yang merasa di panggil pun tersenyum manis, beralih menghampiri Bunda nya.

"Kakek di tinggalin ya" rajuk Praja. Ketika melihat cucu nya berjalan menjauh dari nya. Semua yang ada di sana pun tertawa melihat nya.

Ravan dan Ravandra sekarang sudah ber umur 5 tahun. Tidak terasa.

"Nda.." panggil Ravandra ketika sudah berada tepat di depan Bunda nya.

Raina tersenyum, mengulurkan tangan nya untuk memangku sang putra.

Tidak mau kalah dengan saudara kembar nya, Ravan menghampiri Ayah nya meminta di pangku juga. Vano tertawa di buat nya.

"Enggak mau kalah ya" kekeh Vano. Membuat kakak ber adik itu tertawa.

"Keponakan nya tante makin ganteng kalau ketawa" ujar Xessa mencubit pipi Ravan dan Ravandra bergantian.

"Nanti nangis dek, jangan di gituin" larang Vano.

"Bukti nya nggak tuh" tepat setelah itu, si kembar menangis secara bersamaan. Membuat Xessa nyengir.

"Tuh kan, Kakak bilang apa tadi" marah Vano.

"Ya maaf Kak, nggak sengaja" sesal nya.

Raina segera berdiri menuju kamar nya dilantai atas. Sebelum nya ia sudah ijin untuk menenangkan anak nya sebentar.

"Cup... Cup, minum susu ya? Susu kotak? Bunda ambilin." Raina mendudukan anak nya, Ravandra.

Raina mengulurkan nya ke arah Ravandra dan disambut antusias oleh nya. Tak berselang lama Ravan menyusul dengan berajalan kaki. Tangisan nya sudah hilang diganti dengan senyum nya yang manis.

Dibelakang Ravan juga ada Ayah nya yang mengawasi nya berjalan tadi.

"Ndla... Angis?" tanya nya mendekati Ravandra yang sedang meminum susu nya.

"Ravan mau susu juga?" yang dibalas dengan gelengan kepala.

"Ravan ndak angis, Bunda"

Raina tertawa dibuat nya, padahal jelas sekali kalau Ravan juga menangis tapi tidak sekencang Ravandra. Anak nya yang satu berusaha cool.

"Ini apa?" Vano menunjuk pipi Ravan yang masih basah akibat menangis tadi.

Ravan cemberut, berlari ke arah Bunda nya.

zebra(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang