19. Cemburu

6K 436 70
                                    


"Lo beneran gak pulang semalem?" tanya Farhan ketika ia sudah memasuki ruangan Vano.

Vano mengendikan bahu sebagai jawaban. "Bentar lagi ada meeting, siapin berkas-berkas nya" suruh Vano. Tidak menggubris pertanyaan Farhan.

"Okey!" balas Farhan seadanya. Sia-sia juga ia bicara panjang lebar dengan atasan nya ini.

Vano mengacak rambut nya, membuat rambutnya semakin berantakan. Menghela nafas kasar. Menatap gedung-gedung  yang menjulang tinggi dari jendela di ruangan nya. Ruangan nya berada di lantai paling atas gedung ini.

Vano beranjak untuk pergi ke kamar yang ada diruangan nya. Ia akan merebahkan dirinya sebentar dan akan bersiap untuk meeting hari ini.

Dengan penampilan yang lebih rapi dari tadi, Vano keluar dari kamar. Ia melihat ke arah meja Farhan yang kosong tidak berpenghuni.

"Gue heran sama lo, lo punya perusahaan sendiri. Tinggal lanjutin usaha milik keluarga tapi malah milih jadi sekertaris gue" dengan cengiran nya yang khas.

Saat akan keluar dari ruangan nya ia menoleh lagi ke arah meja Farhan. Ia mengerutkan dahi nya.

"Tumben Farhan bawa bekal"

"Gue makan gak masalah kali ya, dia kan bisa makan dikantin nanti"

Vano membuka bekal tadi, ia menatap takjub. "Sepertinya enak"

Vano melahap bekal itu dengan kesetanan entah itu karena doyan atau karena lapar. Vano menghabiskan bekal itu. Yang tersisa hanya tempat nya.

"Benar-benar enak, dia beli dimana ya?" Vano mengelap bibirnya dengan tisu. Ia berjalan ke arah tempat minum. Ia butuh air.

Tok tok tok

"Masuk!" jawab Vano setelah menegak habis air nya.

"Ruang meeting sudah siap pak" ujar Farhan sopan.

Vano mengangguk sebagai jawaban.
"Lo beli ini dimana?" tanya Vano menunjuk bekal makanan yang Farhan bawa tadi.

Farhan yang awalnya tidak paham akhirnya paham setelah melihat arah yang ditunjuk Vano.

Farhan melongo dibuatnya.

"Sial! Lo habisin ini" marah Farhan meraih tempat bekal tadi.

"Gue laper tadi" terang Vano.

"Gue gak peduli" sengit Farhan

"Lo beli dimana?" tanya Vano lagi, karena ia penasaran siapa yang memasak makanan ini.

"Kepo!"

"Jawab gak Han!, jangan banyak omong deh"

Farhan menatap mata Vano tajam.
"Gue dikasih gratis" jawab Farhan akhirnya. Ia juga meletakkan tempat bekal tadi kembali ke meja.

"Sama siapa? Lo punya gebetan? Wah! gue gak dikasih tau" menatap Farhan curiga.

"Tadi gue mampir ke rumah lo"

Vano menaikkan sebelah alis nya. Tidak paham dengan perkataan Farhan.

"Masakan Bibi gak se enak ini" jawab Vano ketika ia mulai memikirkan kemungkinan apa yang terjadi.

"Raina, dia tadi nyuruh gue mampir ke rumah. Buat ambil itu"

"Sebenarnya itu buat gue, tapi malah lo embat habis" jawab Farhan akhirnya.

"Udah, ayo! Ke ruang meeting" ujarnya dengan menepuk bahu Vano pelan. Sebelum akhirnya keluar dari ruangan.

Sedangkan Vano yang masih berada di ruangan nya menatap nanar punggung besar Farhan yang keluar dari ruangan nya.

zebra(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang