"Hai, cewek"
Asya buru-buru berbalik hendak pergi dari sana. Sudah pasti apa yang akan terjadi tidaklah baik, dan dia tidak ingin hari pertamanya di sekolah ini menjadi hari yang buruk.
Sial baginya yang sedang sendirian. Dua teman barunya baru saja pulang dan meninggalkannya sendiri yang tengah mencari keberadaan Arsen.
"Mau kemana? Kenalan dulu lah"
Tiba-tiba laki-laki lain dari yang menyapanya tadi berdiri di depannya. Mungkin bisa dibilang… dia tengah terkepung.
"Kalian mau apa?" tanya Asya sembari menggenggam erat tali tasnya
Dia bukan takut, hanya tidak nyaman. Apalagi mengingat dirinya yang lemah. Ah, seharusnya dia meminta Arsen mengajarinya sedikit bela diri.
"Kenalan" jawab laki-laki itu
"Gue Kenan" lanjutnya sembari mengulurkan tangan kanannya
"Asya" balas Asya tanpa menjabat tangan siswa di depannya
"Udah kan? Sekarang aku mau pulang" lanjut Asya hendak pergi dari sana
"Ayo, gue anterin"
"Nggak, makasih"
"Kalau gitu, gue minta nomor WA Lo, nanti kalau Lo nggak ada yang nganter atau jemput, gue yang anter sama jemput. Gimana?"
"Nggak, makasih" Asya berjalan pergi, namun laki-laki bernama Kenan itu terus saja mengekorinya, dengan beberapa temannya yang juga mengekor di belakang mereka
"Gue nggak akan macem-macem, tenang aja" ucap Kenan
Di saat yang bersamaan seseorang menyaksikan kejadian itu.
Bara.
Laki-laki itu memutar bola matanya malas melihat laki-laki yang tadi pagi meminta nomor ponsel Asya padanya, kini melancarkan aksinya.
Dia pun berbalik pergi menjauhi koridor tempat Asya dan Kenan berada.
"Aku nggak bilang kalau kamu bakal macem-macem" balas Asya
Kenan terdiam sesaat lalu menjawab, "Cewek-cewek pasti mikir gitu ke cowok yang baru dia kenal"
"Oh"
"So, mana nomor WA Lo?" tagih Kenan
"Kapan aku bilang mau ngasih nomor WA?"
Wajah Kenan memerah karena kesal, "Lo!"
Tiba-tiba Kenan meringis saat merasakan cengkraman di bahunya.
"Lo ada masalah apa sama dia?" tanya seseorang yang kini sudah berada di antara Kenan dan Asya
"Kak Io" ujar Asya, ada nada lega dan senang dalam suaranya
Kenan menepis tangan Arsen, namun tidak berhasil dan membuat Arsen semakin menguatkan cengkramannya.
"Lo mau apa? Minta nomor WA nya dia?"
"Bukan urusan Lo!" jawab Kenan
Meskipun ia tahu jika Arsen adalah kakak kelasnya, dia tidak takut. Dia bisa bela diri, begitupun keempat temannya. Jika mereka melawan Arsen yang hanya sendiri, mereka pasti akan menang.
"Bukan urusan gue?" gumam Arsen yang masih bisa didengar oleh semua yang ada di sana
"Gimana nggak jadi urusan gue kalau Asya itu cewek yang paling gue sayang?!" seru Arsen sembari mendorong Kenan menjauh
Laki-laki itu bahkan mungkin akan jatuh jika tubuhnya tidak segera ditahan oleh teman-temannya.
"Kak Io!" tegur Asya sembari menarik pergelangan tangan Arsen
KAMU SEDANG MEMBACA
A's family
Teen Fiction"Apa-apaan Lo?!" sentak Arsen saat Bulan menjilat telapak tangannya yang ia gunakan untuk membekap mulut gadis itu "Apa Lo?!" balas Bulan menepis kasar tangan Arsen yang hendak mengusapkan telapak tangannya yang terkena air liur ke arah seragamnya A...