"Kak Alex, bangun" ujar Ara berusaha membangunkan Alex
Alex yang tengah tidur dengan memeluk istrinya erat pun justru semakin mengeratkan pelukannya.
Dia memeluk pinggang Ara, kakinya melilit kaki wanita itu, dan wajahnya ia tenggelamkan di dada istrinya.
"Ya ampun… berat, kak Alex" keluh Ara karena Alex yang justru merubah posisi mereka sehingga kini ia terlentang dengan kepala Alex berada di dadanya
"Mmm…" gumam Alex tanpa mau membuka matanya
Ara berdecak pelan, "Dasar manja"
Wanita itu menggerakkan tangannya untuk mengelus kepala serta punggung suaminya, membuat pria itu semakin mengeratkan pelukannya.
"Sayang" panggil Alex setelah mereka sama-sama terdiam beberapa saat
"Hm?"
"Aku sayang banget sama kamu"
"Ara juga sayang banget sama kak Alex" balas Ara sambil tersenyum
Mereka kembali diam dengan tangan Ara yang terus mengelus kepala serta punggung Alex, dan sepertinya pria itu pun kembali tertidur.
Tangan Ara beralih memeluk kepala suaminya lalu dia ikut memejamkan matanya dan kembali tidur.
*#*
"Arsen, Bulan, ke sini!" perintah seorang guru wanita pada Arsen dan Bulan
Mereka berdua pun saling berpandangan dengan tatapan bertanya, apakah mereka berbuat kesalahan? Seingat mereka, sejak tadi mereka hanya diam memperhatikan guru killer itu menjelaskan seperti biasanya.
"Iya, Bu" mereka akhirnya hanya menjawab lalu berjalan maju ke meja guru di depan
"Ada apa ya, Bu?" tanya Bulan saat mereka sudah berada di depan meja guru bernama Bu Ratih
Guru itu tampak mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan meletakkannya di atas meja, "Kertas-kertas ini, nanti sewaktu istirahat kalian fotocopy sebanyak siswa di kelas ini, terus kalian bagikan ke temen-temen kalian. Paham?"
"Tapi, Bu. Kenapa harus nyuruh kita?" protes Arsen
Bukannya berniat melawan, hanya heran saja kenapa harus menyuruh mereka sedangkan di kantor pasti ada mesin fotocopy.
"Mesin fotocopy di kantor sedang rusak, mungkin besok baru bisa dipakai lagi" jawab Bu Ratih
Arsen pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Selesai fotocopy, langsung kembali ke sekolah, jangan ngeluyur" peringatnya
"Iya, Bu" jawab Arsen
"Ini kertasnya, jangan sampai hilang. Terus besok, semua sudah harus ada di meja ibu beserta dengan jawabannya"
"Berarti ini dikerjakan semua, Bu?" tanya Bulan
"Iya, kerjakan semuanya dengan rumus. Beri kertas tambahan kalau kertasnya nggak cukup"
"Mampus dah, gue lagi males ngerjain tugas lagi" batin Arsen mengeluh
"Baik, Bu. Terima kasih" ucap Bulan lalu mengambil Kertas-kertas yang ada di tangan Bu Ratih
"Kami permisi" pamit Bulan
"Ya, silahkan"
Dalam perjalanan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing, Bulan bertanya, "Siapa yang bawa?"
"Lo aja" jawab Arsen
"Oh iya, gue lupa nanti kalau Lo yang bawa malah jadi kusut kertasnya"
Arsen menggeram kesal, "Kalau kertasnya kusut, gue setrika sampai licin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A's family
Roman pour Adolescents"Apa-apaan Lo?!" sentak Arsen saat Bulan menjilat telapak tangannya yang ia gunakan untuk membekap mulut gadis itu "Apa Lo?!" balas Bulan menepis kasar tangan Arsen yang hendak mengusapkan telapak tangannya yang terkena air liur ke arah seragamnya A...